A. Pengetian dan Ciri Karya iLmiah
1. Pengertian
Karya ilmiah adalah suatu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah. Sitematis berarti bahwa karangan atau karya tulis tersebut disusun menurut aturan tertentu dimana kaitan antara bagian-bagian tertentu sangat jelas dan padu. Berifat ilmiah berarti bahwa karya tulis tersebut menyajikan satu deskripsi, gagasan, argumentasi atau pemecahan masalah yang didasarkan pada berbagai bukti empirik atau kajian teoritis sehingga para pembacanya dapat merunut atau mencari kebenaran bukti empirik atau teori yang mendukung gagasan tersebut.
Pengertian di atas sejalan dengan pengertian yang diberikan oleh Brotowijoyo, yang dikutip oleh Zaenal Arifin sebagai berikut. Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang benar. (hal. 2). Ditambahkan pula karangan ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya. Kebenaran dalam sebuanh karya ilmiah bukan kebenaran normatif malinkan kebenaran obyektif dan positif sesuai dengan fakta dan data di lapangan.
2. Ciri-ciri Karya Ilmiah
Sebuah karya ilmiah dapat dikenal dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan satu masalah;
b) pengetahuan yang disajiakan tersebut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada teori-teori yang telah diakui kebenarannya;
c) sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan;
d) bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di samping istila-istila yang bersifat denotatif;
e) sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.
B. Tujuan Penulisan Karya Ilmiah
Karya tulis ilmiah ditulis dengan berbagai tujuan berikut.
1. Menyampaikan gagasan kepada masyarakat luas atau karangan tertentu. Tujuan seperti ini, pada umumnya terkait dengan karya ilmiah yang berupa artikel yang dimuat dalam berbagai media masa.
2. Memenuhi tugas yang diberikan sebagai persyaratan dalam studi. Tujuan seperti ini, terkait dengan panulisan makalah dari guru atau dosen, serta penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.
3. Mendiskusikan gagasan dengan kalangan tertentu dalam sebuah pertemuan ilmiah. Misalnya, karya ilmiah yang disusun untuk satu seminar, symposium, diskusi panel, dan sejenisnya.
4. Mengikuti perlombaan penulisan karya ilmiah.
1. Pengertian
Karya ilmiah adalah suatu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah. Sitematis berarti bahwa karangan atau karya tulis tersebut disusun menurut aturan tertentu dimana kaitan antara bagian-bagian tertentu sangat jelas dan padu. Berifat ilmiah berarti bahwa karya tulis tersebut menyajikan satu deskripsi, gagasan, argumentasi atau pemecahan masalah yang didasarkan pada berbagai bukti empirik atau kajian teoritis sehingga para pembacanya dapat merunut atau mencari kebenaran bukti empirik atau teori yang mendukung gagasan tersebut.
Pengertian di atas sejalan dengan pengertian yang diberikan oleh Brotowijoyo, yang dikutip oleh Zaenal Arifin sebagai berikut. Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang benar. (hal. 2). Ditambahkan pula karangan ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya. Kebenaran dalam sebuanh karya ilmiah bukan kebenaran normatif malinkan kebenaran obyektif dan positif sesuai dengan fakta dan data di lapangan.
2. Ciri-ciri Karya Ilmiah
Sebuah karya ilmiah dapat dikenal dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a) dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan satu masalah;
b) pengetahuan yang disajiakan tersebut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada teori-teori yang telah diakui kebenarannya;
c) sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan;
d) bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di samping istila-istila yang bersifat denotatif;
e) sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.
B. Tujuan Penulisan Karya Ilmiah
Karya tulis ilmiah ditulis dengan berbagai tujuan berikut.
1. Menyampaikan gagasan kepada masyarakat luas atau karangan tertentu. Tujuan seperti ini, pada umumnya terkait dengan karya ilmiah yang berupa artikel yang dimuat dalam berbagai media masa.
2. Memenuhi tugas yang diberikan sebagai persyaratan dalam studi. Tujuan seperti ini, terkait dengan panulisan makalah dari guru atau dosen, serta penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.
3. Mendiskusikan gagasan dengan kalangan tertentu dalam sebuah pertemuan ilmiah. Misalnya, karya ilmiah yang disusun untuk satu seminar, symposium, diskusi panel, dan sejenisnya.
4. Mengikuti perlombaan penulisan karya ilmiah.
C. Fungsi/Manfaat Karya Ilmiah
Secara lengkap fungsi penulisan karya ilmiah yaitu:
1) sebagai rujukan atau reverence dalam mempersiapkan karya tulis atau kegiatan ilmiah, seperti seminar, melakukan penelitian, diskusi panel;
2) fungsi edukatif, yaitu sebagai sarana pendidikan yang dapat meningkatkan wawasan seseorang dalam berbagai ilmu;
3) karya ilmiah juga berfungsi menyebarluaskan perkembangan bidang ilmu kepada masyarakat luas atau kelompok tertentu yang terkait. Dalam hal ini karya ilmiah mempunyai tujuan yang sangat sentral, karena tanpa adanya karya ilmiah, ilmu baru yang sedasng berkembang hanya akan dimiliki oleh segelintir orang;
Manfaat karya ilmiah dapat kita kelompokan menjadi dua, yaitu manfaat untuk mesyarakat luas dan manfaat untuk penulis sendiri. Untuk masyarakat luas, karya ilmiah dapat dimanfaatkan sebagai rujukan, sumber untuk perluasan wawasan, serta mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Untuk penulis, penulisan karya ilmiah mempunyai manfaat yang sangat besar. Si Kumbang yang dikutip oleh Zainal Arifin (1993) menyebutkan enam manfaat sebagai berikut.
1) mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena ia harus membaca berbagai rujukan sebelum menulis;
2) penulis mendapat kesempatan berlatih untuk mengintegrasikan hasil bacaan dengan gagasan sendiri, kemudian mengembangkannya menjadi pemikiran yang lebih matang;
3) mengakrabkan penulis dengan perpustakaan, seperti menggunakan katalog dalam mencari buku di perpustakaan;
4) meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta dan data secara jelas dan sistematis;
5) dengan menulis karya ilmiah, penulis akan merasakan kepuasan intelektual, yaitu satu kepuasan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menyajikan satu khazanah pengeteahuan;
6) dengan menulis karya ilmiah, penulis ikut menyumbang bagi perluasan cakrawala ilmu pengetahuan masyrakat.
D. Struktur Penyajian Karya Ilmiah
Secara garis besar, struktur penyajian karya ilmiah terdiri atas bagian pendahuluan, pokok pembahasan, dan penutup. Dengan demikian, sebuah karya ilmiah akan selalu mulai dengan suatu pengantar yang menuju ke pokok pembahasan, dan diakhiri dengan penutup yang dapat berupa simpulan. Pengantar atau yang sering disebut dengan pendahuluan dapat berupa latar belakang yang menggambarkan pentingnya topik yang akan dibahas, tujuan penulisan, dsan mungkin juga ruang lingkup penulisan.
Luas cakupan bagian pembuka atau pendahuluan ini bervariasi sesuai dengan karya ilmiah yang ditulis. Ada pendahuluan yang hanya terdiri satu atau dua paragraf , ada juga yang terdiri dari satu bab dan kemudian dibagi-bagi lagi menjadi subtopik.
E. Komponen dan Subtansi Karya Ilmiah
Setip karya tulis mempunyai bagian awal, bagian inti, dan bagian penutup. Ketiga bagian ini dapat kita sebut sebagai batang tubuh sebuah tulisan. Jika karya-karya lain dapat hanya berupa batang tubuh tulisan tanpa tambahan maka karya ilmiah menuntut lebih dari itu. sebuah karya ilmiah yang paling sederhana, seperti makalah, biasanya paling tidak harus memuat daftar pustaka atau daftar rujukan yang digunakan oleh penulis sebagai rujukan dalam mengungkapkan topik/masalah dan dalam memberikan argumentasi.
Karya ilmiah yang berupa karya ilmiah, lebih-lebih yang akan dipublikasikan menuntut adanya abstrak (saripati tulisan) yang dimuat setelah judul artikel dan nama penulis.
Karya ilmiah berupa skripsi, tesis, dan disertasi dilengkapi dengan kokmponen lain, seperti abstrak, daftar gambar dan tabel, ucapan terimah kasih (kata pengantar), dan tentu saja daftar pustaka dan lampiran.
Subtansi karya ilmiah pada umumnya dikelompokkan berdasarkan disiplin ilmu. Sejalan dengan pemikiran ini, ada karya ilmiah yang berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial (termasuk di dalamnya ilmu-ilmu pendidikan, pengetahuan sosial, dan ekonomi), ilmu-ilmu eksakta, seperti Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Seni.
F. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis baku. Ragam bahasa tulis baku dapat dilihat dari kata atau istila kalimat yang digunakan. Kata atau istila yang digunakan adalah kata atau istila baku, yang digunakan dengan makna yang tepat. Satu istila atau kata dapat dikatakan baku jika pembentuknya dan cara penulisannya sesuai dengan kaidah pembentukan kata/atau istila bahsa Indonesia.
G. Langkah-langkah Persiapan Penulisan Karya Ilmiah
a. Pemilihan Topik/Masalah untuk Karya Ilmiah
Menentukan topik untuk karya ilmiah dalam berbagai hal menyerupai pemiliahn topik untuk karangan bebas. Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah ini. Dalam penulisan karangan bebas, lebih-lebih tulisan fiksi, penulisan bebas berfantasi, bebas menentukan siapa calon pembaca dan bebas pula menentukan cakupan cerita yang akan dituturkannya.
Namun, dalam penulisan karya ilmiah tidak demikian halnya, dimana dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran dalam isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan topik untuk karya ilmiah dapat dilakukan dengan cara perumusan tujuan, menentukan topik dan melakukan penelusuran terhadap topik tersebut.
1. Merumuskan tujuan
Apa yang diharapkan dapat diketahui oleh pembaca setelah membaca tulisan Anda? Apabila Anda dapat menjawab pertanyaan tersebut, artinya Anda telah menentukan tujuan dengan baik. (Brusaw, et all, 1982). Pada umumnya, terlalu sering para penulis pemula merumuskan tujuan penulisan karya tulis ilmiah yang terlalu umum atau terlalu luas. Artinya, dengan membaca rumusan tujuan tersebut para pembacanya tidak bisa membayangkan apa yang akan dipaparkan penulis dalam karya tulis tersebut.
2. Menentukan topik
Dalam membuat karya ilmiah, topik tulisan dapat ditentukan oleh Anda sendiri atau orang lain. Tidak masalah apakah topik itu Anda sendiri yang memilih atau ditentukan oleh orang lain maka langkah pertama yang harus Anda lakukan di dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang Anda akan tulis. Beberapa ide kadang-kadang perlu diendapkan terlebih dahulu dalam pikiran kita.
Setelah Anda memperoleh ide untuk tulisan, hal berikutnya yang perlu Anda lakukan adalah bertanya pada diri sendiri tentang hal-hal berikut.
a) Apakah Anda akan betul-betul akan mengulas topik tersebut secara lebih mendalam?
b) Mudahkah bagi Anda untuk mendapatkan bahan-bahan yang akan dibutuhkan untuk menunlis topik tersebut?
c) Apakah topik tersebut mudah dipilah menjadi bagian-bagian lebih kecil yang dapat dikembangkan lebih lanjut?
d) Pertanyaan seperti apa yang dapat diajukan terhadap topik yang dipilih tersebut?
3. Menelusuri topik
Bila topik telah ditentukan, maka Anda harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran. Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka lebih memfokuskan topik yang telah dipilih.
1) Fokuskan topik agar mudah dikelola
Salah satu kendala terebesar yang menghambat keberhasilan penulisan karya ilmiah adalah terlalu luasnya topik tulisan. Jika Anda dapat mendefenisikan topik yang diterima atau ditugaskan sesuai pengetahuan dan pengalaman pribadi Anda artinya Anda telah mulai merumuskan topik tersebut sesuai dengan yang mampu yang Anda kelola. Namun harus perlu diingat bahwa harus memilah dan mempersempit topik tersebut sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman Anda, dan masih tetap harus mencoba mengidentifikasi bagian-bagiannya agar diperoleh topik yang betul-betul spesifik dan mungkin ditulis.
2) Ajukan pertanyaan
Pada saat topik sudah dipilih dan dipilah menjadi bagian-bagain yang mudah dikelola, Anda dapat membedahnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa. Misalnya, apa yang terjadi? Siapa yang menyebabkan terjadi atau siapa yang mempengaruhi sampai hal itu terjadi? Bagaimana hal tersebut terjadi? Bagaimana hal tersebut terjadi? Mangapa hal itu terjadi? Dan apa akibatnya?
b. Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Setelah diperoleh topik yang definitif untuk dikembangkan lebih lanjut, langkah berikutnya yang harus Anda lakukan pada tahap persiapan penulisan adalah mengidentifikasi calon pembaca tulisan. Salah satu ciri tulisan yang efektif adalah memantu pembacanya mengerti sesuatu yang diuraikan di dalamnya. Kewajiban seorang penulis karya ilmiah di sini adalah memuaskan keutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Dengan kata lain, sebelum Anda memulai menulis, ada baiknya Anda harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan Anda tersebut. Hal ini penting, karena dengan mengetahui latar belakang pengetahuan dan minat pembaca, akan mempermudah Anda di dalam mengorganisasikan materi sajian dan cara penyampaiannya. Selain itu, fokus pembicaraan pun menjadi semakin jelas dan spesifik.
c. Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Apabila berdasakan tujuan dan karakteristik pembaca Anda telah mempu membedakan mana materi yang penting dan mana yang tidak untuk dimasukan dalam tulisan, maka, sebetulnya Anda telah menentukan cakupan materi yang akan ditulis. Cakupan meteri adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar