Jumat, 08 Juni 2012

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

SEKOLAH                   :
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS                         : X
SEMESTER                : 1

A. STANDAR KOMPETENSI :
Mendengarkan : 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

B. KOMPETENSI DASAR :
1.1 Menanggapi siaran atau informasi dari  media  elektronik (berita dan nonberita) 

C. MATERI PEMBELAJARAN :
Siaran (langsung)  dari radio/ televisi,  teks yang dibacakan, atau rekaman berita/ nonberita
• Pokok-pokok isi berita
• penangapan isi berita

D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI :
NOIndikator Pencapaian          Kompetensi                                      Nilai Budaya     Dan                      Karakter BangsaKewirausahaan/ Ekonomi Kreatif
1Menuliskan isi siaran radio/ televisi dalam beberapa kalimat dengan urutan yang runtut dan mudah dipahamiBersahabat/ komunikatif

Kepemimpinan
2Menyampaikan secara lisan isi berita yang telah ditulis  secara runtut dan jelasTanggung jawab 
3Mengajukan pertanyaan/ tanggapan berdasarkan informasi yang didengar (menyetujui, menolak, menambahkan pendapat)



E. TUJUAN PEMBELAJARAN* :
Siswa dapat:
• Menuliskan isi siaran radio/ televisi dengan topik tertentu dalam beberapa kalimat dengan urutan yang runtut dan mudah dipahami.
• Menyampaikan secara lisan isi berita yang telah ditulis secara runtut dan jelas.
• Mengajukan pertanyaan/ tanggapan berdasarkan informasi yang didengar (menyetujui, menolak, menambahkan pendapat)
• Menanggapi berita dengan menggunakan alasan dan bahasa yang rasional dan logis.

F. METODE PEMBELAJARAN :
- Penugasan
- Diskusi
- Tanya Jawab
- Unjuk kerja
- Ceramah
- Demonstrasi


G. STRATEGI PEMBELAJARAN
Tatap Muka  TerstrukturMandiri
  • Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung.
  • Siswa berlatih mendiskripsikan Siaran (langsung)  dari radio/ televisi,  teks yang dibacakan, atau rekaman berita/ nonberita
  • Menanggapi berita dengan menggunakan alasan dan bahasa yang rasional dan logis.
  • Menuliskan isi siaran radio/ televisi dengan topik tertentu dalam beberapa kalimat dengan urutan yang runtut dan mudah dipahami.
  • Siswa Menuliskan isi berita .
  • Mencari Siaran (langsung)  dari radio/ televisi,  teks yang dibacakan, atau rekaman berita/ nonberita 
  • Mengajukan pertanyaan/ tanggapan berdasarkan informasi yang didengar (menyetujui, menolak, menambahkan pendapat)




H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :

No
Kegiatan BelajarNilai Budaya Dan Karakter Bangsa
1
Kegiatan Awal 
- Guru menjelaskan Tujuan Pembelajaran hari ini.
- Membentuk kelompok diskusi Bersahabat/   komunikatif                                                                    

Bersahabat/ komunikatif
2Kegiatan Inti:
-Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
- Mendengarkan berita tentang bencana alam ( Misal: semburan lumpur panas Lampindo-Porong-Sidoharjo, pascagempa dan tsunami Aceh)
- Menyampaikan secara lisan isi berita secara bergantian

Elaborasi:
Dalam kegiatan elaborasi,
- Menuliskan isi berita dalam beberapa kalimat
- Mendiskusikan isi berita

Konfirmasi:
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
- Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
- Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.


3Kegiatan Akhir :
- Refleksi
- Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. Bersahabat/  komunikatif



I. ALOKASI WAKTU :
4 x 40 menit

J. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :
• Radio/ tape
• Televisi
• CD salinan berita atau kaset rekaman

K. PENILAIAN :
Jenis Tagihan:
- Tugas individu
- Ulangan Bentuk Instrumen:
- Uraian bebas
- Pilihan ganda
- Jawaban singkat


Mengetahui, 2011 
Kepala Sekolah                                                                 Guru Mata Pelajaran 


NIP.                                                                                    NIP.

Sejarah Jawa Timur

       Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa dan Samudera Hindia(Pulau Sempu dan Nusa Barung). Jawa Timur dikenal sebagai pusat Kawasan Timur Indonesia, dan memiliki signifikansi perekonomian yang cukup tinggi, yakni berkontribusi 14,85% terhadap Produk Domestik Bruto nasional.

Prasejarah
Jawa Timur telah dihuni manusia sejak zaman prasejarah. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya sisa-sisa dari fosil Pithecantrhropus mojokertensis di Kepuhlagen-Mojokerto, Pithecanthropus erectus di Trinil-Ngawi, dan Homo wajakensis di Wajak-Tulungagung.

Era klasik
Prasasti Dinoyo yang ditemukan di dekat Kota Malang adalah sumber tertulis tertua di Jawa Timur, yakni bertahun 760. Pada tahun 929, Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, serta mendirikan Wangsa Isyana yang kelak berkembang menjadi Kerajaan Medang, dan sebagai suksesornya adalah Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Janggala, dan Kerajaan Kadiri. Pada masa Kerajaan Singhasari, Raja Kertanagara melakukan ekspansi hingga ke Melayu. Pada era Kerajaan Majapahit di bawah Raja Hayam Wuruk, wilayahnya hingga mencapai Malaka dan Kepulauan Filipina.
Bukti awal masuknya Islam ke Jawa Timur adalah adanya makam nisan di Gresik bertahun 1102, serta sejumlah makam Islam pada kompleks makam Majapahit.
Tetapi setelah penemuan munculnya candi Jedong di Daerah Wagir , Malang , Jawa Timur yang diyakini lebih tua dari Prasasti Dinoyo , yakni sekitar abad 6 Masehi.

Kolonialisme
Bangsa Portugis adalah bangsa barat yang pertama kali datang di Jawa Timur. Kapal Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman mendarat di Pulau Madura pada tahun 1596. Surabaya jatuh ke tangan VOC pada tanggal 13 Mei 1677. Ketika pemerintahan Stamford Raffles, Jawa Timur untuk pertama kalinya dibagi atas karesidenan, yang berlaku hingga tahun 1964.

Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Indonesia, Indonesia terbagi menjadi 8 provinsi dan Jawa Timur termasuk salah satu provinsi tersebut. Gubernur pertama Jawa Timur adalah R. Soerjo, yang juga dikenal sebagai pahlawan nasional.
Tanggal 20 Februari 1948 di Madura dibentuk Negara Madura dan tanggal 26 November 1948 dibentuk Negara Jawa Timur, yang kemudian menjadi salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Negara Jawa Timur dibubarkan dan bergabung ke dalam Republik Indonesia tanggal 25 Februari 1950, dan tanggal 7 Maret 1950 Negara Madura memberikan pernyataan serupa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950, dibentuk Provinsi Jawa Timur.

Geografi
Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Panjang bentangan barat-timur sekitar 400 km. Lebar bentangan utara-selatan di bagian barat sekitar 200 km, namun di bagian timur lebih sempit hingga sekitar 60 km. Madura adalah pulau terbesar di Jawa Timur, dipisahkan dengan daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150 km sebelah utara Jawa. Di sebelah timur Madura terdapat gugusan pulau-pulau, yang paling timur adalah Kepulauan Kangean dan yang paling utara adalah Kepulauan Masalembu. Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil yakni Nusa Barung dan Pulau Sempu.

Relief


Gunung Bromo, dengan latar belakang Gunung Semeru

Secara fisiografis, wilayah Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokkan dalam tiga zona: zona selatan (plato), zona tengah (gunung berapi), dan zona utara (lipatan). Dataran rendah dan dataran tinggi pada bagian tengah (dari Ngawi, Blitar, Malang, hingga Bondowoso) memiliki tanah yang cukup subur. Pada bagian utara (dari Bojonegoro, Tuban, Gresik, hingga Pulau Madura) terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng yang relatif tandus.
Pada bagian tengah terbentang rangkaian pegunungan berapi: Di perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Gunung Lawu (3.265 meter). Di sebelah selatan Nganjuk tedapat Gunung Wilis (2.169 meter) dan Gunung Liman (2.563 meter). Pada koridor tengah terdapat kelompok Anjasmoro dengan puncak-puncaknya Gunung Arjuno (3.239 meter), Gunung Welirang (3.156 meter), Gunung Anjasmoro (2.277 meter), Gunung Wayang (2.198 meter), Gunung Kawi (2.681 meter), dan Gunung Kelud (1.731 meter); pegunungan tersebut terletak di sebagian Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Jombang. Kelompok Tengger memiliki puncak Gunung Bromo (2.192 meter) dan Gunung Semeru (3.676 meter). Semeru, dengan puncaknya yang disebut Mahameru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Di daerah Tapal Kuda terdapat dua kelompok pegunungan: Pegunungan Iyang dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 meter) dan Pegunungan Ijen dengan puncaknya Gunung Raung (3.332 meter).
Pada bagian selatan terdapat rangkaian perbukitan, yakni dari pesisir pantai selatan Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, hingga Malang. Pegunungan Kapur Selatan merupakan kelanjutan dari rangkaian Pegunungan Sewu di Yogyakarta
.
Hidrografi
Dua sungai terpenting di Jawa Timur adalah Sungai Brantas (290 km) dan Bengawan Solo. Sungai Brantas memiiki mata air di daerah Malang. Sesampai di Mojokerto, Sungai Brantas pecah menjadi dua: Kali Mas dan Kali Porong; keduanya bermuara di Selat Madura. Bengawan Solo berasal dari Jawa Tengah, akhirnya bermuara di Gresik. Kedua sungai tersebut dikelola oleh PT Jasa Tirta.
Di lereng Gunung Lawu di dekat perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Telaga Sarangan, sebuah danau alami. Bendungan utama di Jawa Timur antara lain Bendungan Sutami dan Bendungan Selorejo, yang digunakan untuk irigasi, pemeliharaan ikan, dan pariwisata.

Iklim
Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. Dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan yang lebih sedikit. Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari. Suhu rata-rata berkisar antara 21-34 °C. Suhu di daerah pegunungan lebih rendah, dan bahkan di daerah Ranu Pani (lereng Gunung Semeru), suhu bisa mencapai minus 4 °C,yang menyebabkan turunnya salju lembut.

Suku bangsa
Mayoritas penduduk Jawa Timur adalah Suku Jawa, namun demikian, etnisitas di Jawa Timur lebih heterogen. Suku Jawa menyebar hampir di seluruh wilayah Jawa Timur daratan. Suku Madura mendiami di Pulau Madura dan daerah Tapal Kuda (Jawa Timur bagian timur), terutama di daerah pesisir utara dan selatan. Di sejumlah kawasan Tapal Kuda, Suku Madura bahkan merupakan mayoritas. Hampir di seluruh kota di Jawa Timur terdapat minoritas Suku Madura, umumnya mereka bekerja di sektor informal.
Suku Tengger, konon adalah keturunan pelarian Kerajaan Majapahit, tersebar di Pegunungan Tengger dan sekitarnya. Suku Osing tinggal di sebagian wilayah Kabupaten Banyuwangi. Orang Samin tinggal di sebagian pedalaman Kabupaten Bojonegoro.
Selain penduduk asli, Jawa Timur juga merupakan tempat tinggal bagi para pendatang. Orang Tionghoa adalah minoritas yang cukup signifikan dan mayoritas di beberapa tempat, diikuti dengan Arab; mereka umumnya tinggal di daerah perkotaan. Suku Bali juga tinggal di sejumlah desa di Kabupaten Banyuwangi. Dewasa ini banyak ekspatriat tinggal di Jawa Timur, terutama di Surabaya dan sejumlah kawasan industri lainnya.

Bahasa
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang berlaku secara nasional, namun demikian Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar Suku Jawa. Bahasa Jawa yang dituturkan di Jawa Timur memiliki beberapa dialek/logat. Di daerah Mataraman (eks-Karesidenan Madiun dan Kediri), Bahasa Jawa yang dituturkan hampir sama dengan Bahasa Jawa Tengahan (Bahasa Jawa Solo-an). Di daerah pesisir utara bagian barat (Tuban dan Bojonegoro), dialek Bahasa Jawa yang dituturkan mirip dengan yang dituturkan di daerah Blora-Rembang di Jawa Tengah.
Dialek Bahasa Jawa di bagian tengah dan timur dikenal dengan Bahasa Jawa Timuran, yang dianggap bukan Bahasa Jawa baku. Ciri khas Bahasa Jawa Timuran adalah egaliter, blak-blakan, dan seringkali mengabaikan tingkatan bahasa layaknya Bahasa Jawa Baku, sehingga bahasa ini terkesan kasar. Namun demikian, penutur bahasa ini dikenal cukup fanatik dan bangga dengan bahasanya, bahkan merasa lebih akrab. Bahasa Jawa Dialek Surabaya dikenal dengan Boso Suroboyoan. Dialek Bahasa Jawa di Malang umumnya hampir sama dengan Dialek Surabaya. Dibanding dengan bahasa Jawa dialek Mataraman (Ngawi sampai Kediri), bahasa dialek malang termasuk bahasa kasar dengan intonasi yang relatif tinggi. Sebagai contoh, kata makan, jika dalam dialek Mataraman diucapkan dengan 'maem' atau 'dhahar', dalam dialek Malangan diucapkan 'mangan'. Salah satu ciri khas yang membedakan antara bahasa arek Surabaya dengan arek Malang adalah penggunaan bahasa terbalik yang lazim dipakai oleh arek-arek Malang. Bahasa terbalik Malangan sering juga disebut sebagai bahasa walikan atau osob kiwalan. Berdasarkan penelitian Sugeng Pujileksono (2007), kosa kata (vocabulary) bahasa walikan Malangan telah mencapai lebih dari 250 kata. Mulai dari kata benda, kata kerja, kata sifat. Kata-kata tersebut lebih banyak diserap dari bahasa Jawa, Indonesia, sebagian kecil diserap dari bahasa Arab, Cina dan Inggris. Beberapa kata yang diucapkan terbalik, misalnya mobil diucapkan libom, dan polisi diucapkan silup. Produksi bahasa walikan Malangan semakin berkembang pesat seiring dengan munculnya supporter kesebelasan Arema (kini Arema Indonesia)yang sering disebut Aremania. Bahasa-bahasa walikan banyak yang tercipta dari istilah-istilah di kalangan supporter. Seperti retropus elite atau supporter elit. Otruham untuk menyebut supporter dari wilayah Muharto. Saat ini Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SLTA.
Bahasa Madura dituturkan oleh Suku Madura di Madura maupun di mana pun mereka tinggal. Bahasa Madura juga dikenal tingkatan bahasa seperti halnya Bahasa Jawa, yaitu enja-iya (bahasa kasar), engghi-enten (bahasa tengahan), dan engghi-bhunten (bahasa halus). Dialek Sumenep dipandang sebagai dialek yang paling halus, sehingga dijadikan bahasa standar yang diajarkan di sekolah. Di daerah Tapal Kuda, sebagian penduduk menuturkan dalam dua bahasa: Bahasa Jawa dan Bahasa Madura. Kawasan kepulauan di sebelah timur Pulau Madura menggunakan Bahasa Madura dengan dialek tersendiri, bahkan dalam beberapa hal tidak dimengerti oleh penutur Bahasa Madura di Pulau Madura (mutually unintellegible).
Suku Osing di Banyuwangi menuturkan Bahasa Osing. Bahasa Tengger, bahasa sehari-hari yang digunakan oleh Suku Tengger, dianggap lebih dekat dengan Bahasa Jawa Kuna.
Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita dan talk show, misalnya JTV memiliki program berita menggunakan Boso Suroboyoan, Bahasa Madura, dan Bahasa Jawa Tengahan.

Agama
Suku Jawa umumnya menganut agama Islam, sebagian menganut agama Kristen dan Katolik, dan ada pula yang menganut Hindu dan Buddha. Sebagian orang Jawa juga masih memegang teguh kepercayaan Kejawen. Agama Islam sangatlah kuat dalam memberi pengaruh pada Suku Madura. Suku Osing umumnya beragama Islam. Sedangkan Suku Tengger menganut agama Hindu.
Orang Tionghoa umumnya menganut Konghucu, meski ada pula sebagian yang menganut Buddha, Kristen, dan Katolik; bahkan Masjid Cheng Ho di Surabaya dikelola oleh orang Tionghoa dan memiliki arsitektur layaknya kelenteng.

Kesenian
Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya, Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.
Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian khas Ponorogo yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi icon kesenian Jawa Timur. Pementasan reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib. Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan, Angling Darma, dan Sarip Tambak-Oso.
Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari klasik antara lain tari gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.


Budaya dan adat istiadat
Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan ini.
Kawasan pesisir barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara Jawa Timur merupakan daerah masuknya dan pusat perkembangan agama Islam. Lima dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini.
Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang) dan Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan Yogyakarta.
Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.
Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.
Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.

Arsitektur
Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan Ponorogo) umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo, bentuk limasan (dara gepak), bentuk srontongan (empyak setangkep).
Masa kolonialisme Hindia-Belanda juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno. Kota-kota di Jawa Timur banyak terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama di Surabaya dan Malang.


Pemerintah Daerah
Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur adalah gubernur, yang dibantu oleh seorang wakil gubernur. Jabatan Gubernur Jawa Timur secara resmi saat ini adalah Soekarwo, yang terpilih dalam Pilkada Jatim yang berlangsung dalam dua putaran. Ia menggantikan Setia Purwaka yang ditunjuk Menteri Dalam Negeri sebagai Penjabat Sementara Gubernur Jawa Timur setalah Gubernur Imam Utomo mengakhiri masa jabatannya pada 29 September 2008. Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada Langsung) untuk pertama kalinya akan diselenggarakan pada tahun 2008. Pemerintah Provinsi Jawa Timur terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 22 Dinas Daerah, 16 Badan, 3 Kantor, serta 5 Badan Rumah Sakit. Sementara dalam koordinasi wilayah, dibentuk 4 Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil): Bakorwil I Madiun, Bakorwil II Bojonegoro, Bakorwil III Malang, dan Bakorwil IV Pamekasan.

Pertahanan dan Keamanan
Jawa Timur merupakan wilayah Kodam V/Brawijaya, yang bermarkas di Surabaya. Kawasan Kostrad terdapat di Singosari (Malang) dan Kraton (Pasuruan). Surabaya merupakan Daerah Basis Armada Timur TNI-AL. Kawasan TNI-AU terdapat di Bandara Iswahyudi (Madiun), Bandara Abdurrahman Saleh (Malang), Satuan Radar (Jombang), serta di Raci (Pasuruan) dan di Punung (Pacitan). Kawasan Air Weapon Range TNI-AU terdapat di Pantai Pasirian (Lumajang). Bumi Marinir terdapat di Karangpilang (Surabaya). Daerah latihan militer antara lain terdapat di Gunung Bancak (Bangkalan), Gunung Majang Komplek (Jember), Teleng Gesingan (Pacitan), serta di Asembagus (Situbondo).
Polri Daerah Jawa Timur terdiri atas Kepolisian Wilayah: Polwiltabes Surabaya, Polwil Bojonegoro, Polwil Madiun, Polwil Kediri, Polwil Malang, Polwil Besuki, dan Polwil Madura.

Transportasi
Jawa Timur memiliki sistem transportasi darat, laut, dan udara. Sungai di Jawa Timur umumnya tidak dapat dilayari, kecuali di Surabaya dapat dilalui perahu kecil.
    Transportasi darat
Jawa Timur dilintasi oleh jalan nasional sebagai jalan arteri primer, di antaranya jalur pantura (Anyer-Jakarta-Surabaya-Banyuwangi) dan jalan nasional lintas tengah (Jakarta-Bandung-Yogyakarta-Surabaya). Jaringan jalan tol di Jawa Timur meliputi jalan tol Surabaya-Gempol dan jalan tol Surabaya-Manyar. Saat ini tengah dikembangkan jalan tol trans-Jawa, di antaranya jalan tol Surabaya-Mojokerto-Kertosono-Ngawi-Mantingan, jalan tol Gempol-Malang-Kepanjen, jalan tol Gempol-Probolinggo-Banyuwangi, serta jalan tol dalam kota Surabaya: tol lingkar timur dan tol tengah kota. Jembatan Suramadu yang melintasi Selat Madura menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura telah selesai pembangunannya dan kini telah dapat digunakan.
Kota-kota di Jawa Timur dihubungkan dengan jaringan bus antarkota. Bus dengan Surabaya-Tuban-Semarang, Surabaya-Madiun-Yogyakarta, Surabaya-Malang, Surabaya-Kediri, dan Surabaya-Jember-Banyuwangi, umumhya beroperasi selama 24 jam penuh. Rute dengan jarak menengah dilayani oleh bus antarkota yang berukuran lebih kecil, seperti jurusan Surabaya-Mojokerto atau Madiun-Ponorogo. Rute dengan jarak jauh seperti Jakarta, Sumatera, dan Bali-Lombok umumnya dilayani oleh bus malam. Terminal Purabaya di Waru, Sidoarjo adalah terminal terbesar di Indonesia.
Setiap kabupaten/kota di Jawa Timur juga memiliki sistem angkutan kota (angkot) atau angkutan perdesaan (angkudes) yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan daerah sekitarnya. Di Surabaya angkutan seperti ini dikenal dengan sebutan lyn atau bemo. Taksi dengan argometer dapat dijumpai di Surabaya-Gresik-Sidoarjo, Malang, dan Kediri. Sebagai alternatif taksi, di Surabaya terdapat angguna (angkutan serba guna), yang menggantikan helicak (di Jakarta disebut bajaj) sejak tahun 1990-an. Bus kota dapat dijumpai di Surabaya dan Jember. Becak adalah moda angkutan tradisional yang dapat dijumpai hampir di setiap wilayah, meski di sejumlah tempat dilarang beroperasi. Belakangan, terdapat becak bermesin yang dikenal dengan sebutan bentor (becak bermotor).
    Kereta api
Sistem perkeretaapian di Jawa Timur telah dibangun sejak era kolonialisme Hindia-Belanda. Jalur kereta api di Jawa Timur terdiri atas jalur utara (Surabaya Pasar Turi-Semarang-Jakarta), jalur tengah (Surabaya Gubeng-Yogyakarta-Jakarta), jalur lingkar selatan (Surabaya Gubeng-Malang-Blitar-Kertosono-Surabaya), dan jalur timur (Surabaya Gubeng-Jember-Banyuwangi). Jawa Timur juga terdapat sistem transportasi kereta komuter dengan rute Surabaya-Sidoarjo-Porong, Surabaya-Lamongan, Surabaya-Mojokerto, dan Malang-Kepanjen.
    Transportasi laut
Pelabuhan Internasional Hub Tanjung Perak adalah pelabuhan utama yang berada di Surabaya. Pelabuhan berskala nasional di Jawa Timur meliputi Pelabuhan Gresik di Kabupaten Gresik, Pelabuhan Tanjung Wangi di Kabupaten Banyuwangi, Pelabuhan Tanjung Tembaga di Kota Probolinggo, Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan, Pelabuhan Sapudi di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Kalbut di Kabupaten Situbondo, Pelabuhan Sapeken di Kabupaten Sumenep, Pelabuhan Paiton di Kabupaten Probolinggo, Pelabuhan Bawean di Kabupaten Gresik, serta Pelabuhan Kangean di Kabupaten Sumenep
Jawa Timur memiliki sejumlah pelabuhan penyeberangan, di antaranya Ujung-Kamal (menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura) dan Pelabuhan Ketapang (menghubungan Banyuwangi dengan Gilimanuk, Bali), Pelabuhan Kalianget (menghubungkan Madura dengan kepulauan), serta Pelabuhan Jangkar di Situbondo.
    Transportasi udara
Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo menghubungkan Jawa Timur dengan kota-kota besar di Indonesia dan luar negeri. Bandara umum lainnya adalah Bandara Abdul Rachman Saleh di Kabupaten Malang, Bandara Noto Hadinegoro di Kabupaten Jember, Bandara Iswahyudi di Madiun, Bandara Minakjinggo di Kabupaten Banyuwangi, serta Bandara Trunojoyo di Kabupaten Sumenep.

Perekonomian
    Perindustrian
Jawa Timur memiliki sejumlah industri besar, di antaranya galangan pembuatan kapal terbesar di Indonesia PT PAL di Surabaya, industri kereta api PT INKA di Madiun, pabrik kertas (PT Tjiwi Kimia di Tarik-Sidoarjo, PT Leces di Probolinggo), pabrik rokok ( Wismilak di Surabaya Gudang Garam di Kediri, Sampoerna di Surabaya dan Pasuruan, serta Bentoel di Malang). Di Gresik terdapat Semen Gresik dan Petrokimia. Pemerintah telah menetapkan 12 kawaan industri estate, di antaranya Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) di Surabaya, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) di Kabupaten Pasuruan, Ngoro Industrial Park (NIP) di Kabupaten Mojokerto, Kawasan Industri Jabon di Kabupaten Sidoarjo, serta Lamongan Integrated Shorebase (LIS) di Kabupaten Lamongan. Sentra industri kecil tersebar di seluruh kabupaten/kota, dan beberapa di antaranya telah menembus ekspor; Industri kerajinan kulit berupa tas dan sepatu di Tanggulangin, Sidoarjo adalah salah satu industri kecil yang sangat terkenal.
    Pertambangan dan energy
    Blok Cepu, salah satu penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia, ditambang di Bojonegoro. Pembangkit listrik di Jawa Timur dikelola oleh PT PJB, dimana meliputi PLTA (Ir. Sutami, Selorejo, Bening), PLTU, dan PLTGU, yang menyediakan energi listrik ke sistem Jawa-Bali. Beberapa daerah menikmati pembangkit energi mikrohidro dan energi surya.

Sosial
    Pendidikan
Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah perguruan tinggi negeri terbanyak di Indonesia. Di Surabaya terdapat Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa; dahulu IKIP Surabaya), Politeknik Negeri Surabaya (PNS) dan IAIN Sunan Ampel. Di Malang terdapat Universitas Brawijaya (Unibraw), Universitas Negeri Malang (UM), Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) dan Universitas Islam Negeri (UIN). Di Jember terdapat Universitas Jember, Politeknik Negeri Jember (POLIJE). Politeknik Madiun di Kota Madiun dan Politeknik Banyuwangi (POLIWANGI) yang akan di jadikan Politeknik Negeri.
Perguruan tinggi negeri termuda di Jawa Timur adalah Universitas Trunojoyo, yang terdapat di Kabupaten Bangkalan. Untuk perguruan tinggi kedinasan, di Surabaya terdapat Akademi Angkatan Laut (AAL), dan di Malang terdapat Sekolan Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Malang dikenal dengan sebutan Kota Pelajar, karena banyaknya perguruan tinggi di kota ini. Perguruan tinggi swasta terkemuka di Jawa Timur antara lain Universitas Kristen Petra dan Universitas Surabaya di Surabaya, serta Universitas Muhammadiyah dan Universitas Merdeka di Malang.
Jawa Timur juga dikenal sebagai provinsi yang memiliki sejumlah pondok pesantren ternama. Sedikitnya terdapat 1.500 pondok pesantren yang menyebar di hampir semua kabupaten. Pondok pesantren Gontor adalah sebuah pondok pesantren (ponpes) modern yang terdapat di Ponorogo. Kabupaten Jombang dikenal sebagai kota santri, karena memiliki pondok pesantren yang cukup banyak, di antaranya Ponpes Tebuireng dan Ponpes Darul Ulum.
    Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.Soetomo di Surabaya dikenal sebagai rumah sakit terlengkap di Jawa Timur dan Kawasan Timur Indonesia. Rumah sakit ternama lainnya adalah Rumah Sakit Darmo dan Rumah Sakit Internasional di Surabaya, Rumah Sakit Dr. Syaiful Anwar (RSSA) di Malang, Rumah Sakit Dr. Sardono di Madiun, serta Rumah Sakit Jiwa Menur di Surabaya.

Pariwisata
Jawa Timur memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik. Salah satu icon wisata Jawa Timur adalah Gunung Bromo, yang dihuni oleh Suku Tengger, dimana setiap tahun diselenggarakan upacara Kasada. Daerah pegunungan Malang dan Batu dikenal sebagai kawasan wisata alami yang banyak terdapat tempat peristirahatan, seperti daerah "Puncak" di Jawa Barat. Demikian pula daerah pegunungan di perbatasan Pasuruan-Mojokerto, seperti Prigen, Tretes, dan Trawas. Wisata alam lainnya di Jawa Timur adalah Taman Nasional (4 dari 12 Taman Nasional di Jawa), Kebun Raya Purwodadi di Purwodadi, Pasuruan, dan Taman Safari Indonesia II di Prigen.
Jawa Timur juga terdapat peninggalan sejarah pada era klasik. Situs Trowulan di Kabupaten Mojokerto, dulunya merupakan pusat Kerajaan Majapahit, terdapat belasan candi dan makam raja-raja Majapahit. Candi-candi lainnya menyebar di hampir seluruh wilayah Jawa Timur, di antaranya Candi Penataran di Blitar. Di Madura, Sumenep merupakan pusat kerajaan Madura, dimana terdapat keraton, museum, dan makam raja-raja Madura (Asta Tinggi).
Jawa Timur dikenal memiliki panorama pantai yang sangat indah. Di pantai selatan terdapat Pantai Prigi,Pelang, dan Pantai Pasir Putih di Trenggalek, Pantai Popoh di Tulungagung, Pantai Ngliyep di Malang, dan Pantai Watu Ulo di Jember. Di pantai utara terdapat Pantai Tanjung Kodok di Kabupaten Lamongan, kini telah dikelola dan dikembangkan oleh Pemkab Lamongan menjadi kawasan Wisata Bahari Lamongan (WBL) disebut juga Jatim Park II, Pantai Kenjeran di Surabaya, dan Pantai Pasir Putih di Situbondo. Danau di Jawa Timur antara lain Telaga Sarangan di Magetan, Bendungan Sutami di Blitar, dan Bendungan Selorejo di Malang.
Kawasan pesisir utara terdapat sejumlah makam para wali, yang menjadi wisata religi para peziarah bagi umat Islam. Lima dari sembilan walisongo dimakamkan di Jawa Timur: Sunan Ampel di Surabaya, Sunan Giri dan Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Sunan Drajat di Paciran (Lamongan), dan Sunan Bonang di Tuban. Di kawasan pesisir utara ini juga terdapat gua-gua yang menarik: Gua Maharani di Lamongan dan Gua Akbar di Tuban. Makam proklamator Soekarno terdapat di Kota Blitar.
Surabaya merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis Jawa Timur, dimana terdapat Tugu Pahlawan, Museum Mpu Tantular, Kebun Binatang Surabaya, Monumen Kapal Selam, Ampel Denta, Tunjungan, dan Kya-Kya. Jatim Park di Batu dan Wisata Bahari Lamongan merupakan miniatur Jawa Timur, yang juga merupakan wisata edukasi.
Di Bojonegoro terdapat wisata Kayangan Api yaitu api abadi yang sudah ada sejak ratusan tahun,dimana pada waktu PON XV Tahun 2000 diambil api PON dari sini,selain itu juga terdapat Wanawisata Dander, Waduk Pacal di Bojonegoro

Olahraga
Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah klub sepak bola profesional terbanyak di Indonesia. Klub Liga Super Indonesia termasuk Persik Kediri, Persema Malang, Arema Malang, Persekabpas Pasuruan,Persibo Bojonegoro Deltras Sidoarjo,Gresik United,Persedikab Kediri,Persela Lamongan, dan Persebaya Surabaya.
Jawa Timur pernah dua kali menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON), yakni PON VII tahun 1969 dan PON XV tahun 2000. Semenjak tahun 1996 Tim Sepak Bola Jawa Timur selalu meraih medali emas termasuk pada tahun 2008 dan tercatat sebagai medali emas yang keempat diterima berurutan.
Jawa Timur juga menjadi tempat penyelengaraan ajang balap sepeda Tour de East Java.

Kota-kota
Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur, hierarki perkotaan di Jawa Timur terdiri atas perkotaan metropolitan, perkotaan menengah, dan perkotaan kecil.
•    Perkotaan metropolitan meliputi Perkotaan Surabaya Metropolitan Area (Kota Surabaya, perkotaan Sidoarjo dan sekitarnya, perkotaan Gresik dan sekitarnya, serta perkotaan Bangkalan dan sekitarnya) dan Perkotaan Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, dan perkotaan Kepanjen dan sekitarnya).
•    Perkotaan menengah terdiri atas: Perkotaan Tuban, Perkotaan Lamongan, Perkotaan Jombang, Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, Perkotaan Bojonegoro, Kota Madiun, Kota Kediri, Perkotaan Jember, Perkotaan Banyuwangi, Kota Blitar, Kota Probolinggo, Perkotaan Pamekasan dan Kota Batu.
•    Perkotaan Kecil terdiri atas: Perkotaan Sampang, perkotaan Sumenep, Perkotaan Ngawi, Perkotaan Magetan, Perkotaan Nganjuk, Perkotaan Bondowoso, Perkotaan Tulungagung, Perkotaan Trenggalek, Perkotaan Ponorogo, Perkotaan Situbondo, Perkotaan Pacitan, Perkotaan Lumajang, Perkotaan Kepanjen dan Perkotaan Caruban.

Kawasan lindung
    Kawasan suaka alam
Kawasan suaka alam meliputi cagar alam dan suaka margasatwa. Saat ini Jawa Timur terdapat 17 cagar alam dam 2 suaka margasatwa. Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Iyang terdapat di Bondowoso, Probolinggo, dan Jember. Sementara Suaka Margasatwa Pulau Bawean berada di Pulau Bawean.
    Kawasan pelestarian alam
Kawasan pelestarian alam meliputi taman nasional, taman hutan raya (tahura), dan taman wisata alam.
•    Kawasan taman nasional meliputi:
o    Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo.
o    Taman Nasional Baluran di Kabupaten Situbondo.
o    Taman Nasional Meru Betiri di Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi.
o    Taman Nasional Alas Purwo di Kabupaten Banyuwangi.
o    Taman Nasional laut Sepanjang dan Saobi di Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep.
•    Kawasan hutan raya yaitu Taman Hutan Raya R. Soerjo yang berada di sebagian wilayah Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang.
•    Taman wisata alam, meliputi Taman Wisata Kawah Ijen di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso; serta Taman Wisata Tretes di Gunung Baung, di Kabupaten Pasuruan.

Makanan khas
Makanan khas Jawa Timur di antaranya adalah rawon dan rujak petis. Surabaya terkenal akan rujak cingur, semanggi, lontong balap, sate kerang, dan lontong kupang. Kediri terkenal akan tahu takwa, tahu pong, dan getuk pisang. Madiun dikenal sebagai penghasil brem. Kecamatan Babat, Lamongan terkenal akan wingko babat nya. Malang dikenal sebagai penghasil keripik tempe selain itu Cwie Mie dan Bakso juga merupakan kuliner khas daerah ini. Bondowoso merupakan penghasil tape yang sangat manis. Gresik terkenal dengan nasi krawu, otak-otak bandeng,bonggolan dan pudak nya. Sidoarjo terkenal akan kerupuk udang dan petisnya. Dan Trenggalek merupakan penghasil Tempe Kripik. Blitar memiliki makanan khas nasi pecel. Buah yang terkenal asli Blitar yaitu Rambutan.
Jagung dikenal sebagai salah satu makanan pokok orang Madura, sementara ubi kayu yang diolah menjadi gaplek dahulu merupakan makanan pokok sebagian penduduk di Pacitan dan Trenggalek.


Puisi Beta

TERLANJUR SAYANG

Saat pertama kumelihatnya
Entah mengapa ada yang beda
Rasa itu tiba-tiba datang
Entah angin apa yang membawa perasaaan yang muncul sesingkat itu

Hingga suatu saat
Aku bisa memilikinya
Yang membuatku terus memikirkannya
Dia.. dia.. dan dia..
Karena rasa itu terlalu indah buatku

Rasa itu takan pernah hilang dari diriku sampai kapapun
Karena aku terlanjur sayang kepadanya



BAHAGIA BISA MENYAYANGINYA

Entah sampai kapan ku bisa bertahan
menjaga seutuhnya kasih sayangku
meski dia bukan milikku,aku bahagia..
Meski aku tak sesempurna seperti yang dia minta
aku tetap bertahan

dimanapun aku menatap dunia
yang terbayang hanya senyum terindahnya
bahkan saat aku tak bisa lagi menatap dunia
kuharap aku bisa merasakan hangat canda tawanya

selamanya aku menunggu
hingga dia menyadari akan kasih tulusku


RASAKU PADAMU

Tanpamu di sini hatiku pilu
Tanpamu di sini aku sepi
Semua tanpamu diriku tak berarti

Mengertikah kau tentang perasaan ini?
Perasaan yang tak pernah pudar
Meski kau tak pedulikanku lagi

Aku hanya ingin kau tahu
Betapa besar rasaku kepadamu
Tak ingin rasanya melepas dirimu

Melepas semua kenangan tentangmu
Tapi apa daya semua ini sudah takdir-Nya
Aku tak bisa bersamamu lagi

Tapi aku tetap berharap
Bahwa suatu saat nanti
Aku bisa bersamamu kembali
Untuk selamanya

SEPIKU
Tinta hitam kutuliskan dalam kertas putih
Tertulis tentang dia
Tentang cinta kita

Serpihan kata kuungkap  dalam sepiku
Serpihan canda tawanya melekat dalam jiwaku
Serpihan air mata menetesi kertas putihku

Hanya kertas putih ini
Yang menemaniku
Saat sepi menghampiriku


KECEWAKU

Taukah kamu....
Rasanya hati ini hancur berkeping-keping
Saat kau mengkhianati cinta ini
Cinta yang tulus
Cinta yang tak mempunyai syarat apapun

Kau tega.....
Apapun telah aku lakukan
Untuk bisa membuatmu bahagia
Tapi apalah itu semua
Semuanya tak ada artinya bagimu

Kau lupakan aku dengan  sekejap
Katika kau sedang bersamanya
Kau puja-puja dia
seakan-akan aku tak ada

kecewaku karenamu tak ada yang bisa mengobatinya
kerena aku terlanjur jatuh
ke dalam perangkap cintamu


Makalah Menulis Deskripsi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Satuan bagian karangan yang digunakan untuk mengungkapakan sebuah gagasan dalam bentuk untaian kalimat disebut paragraf atau alinea. Berdasarkan pengetian itu, paragraf dapat disebut sebagai untaian kalimat yang berisi sebuah gagasan dalam karangan. Dengan pengertian itu, sejalan dengan konsep untaian kalimat, paragraf yang ideal terdiri atas sejumlah kalimat.
Jika paragraf terdiri atas sejumlah kalimat dan kalimat-kalimat dalam paragraf  itu berhubungan, dapat dikatakan bahwa menyusun paragraf pada hakikatnya adalah menyusun sejumlah kalimat dalam rangka menghubungkan sejumlah gagasan. Sehubungan dengan itu, paragraf sering disebut sebagai karangan mini. Karena itu, tidaklah keliru jika dinyatakan bahwa menyusun paragraf adalah menyusun karangan mini.
Untuk membekali penyusunan paragraf yang baik, uraian yang berisi pokok-pokok bahasan tentang paragraf berikut perlu dipelajari: (1) persyaratan dan jenis-jenis paragraf yang mencakup paragraf induktif, paragraf deduktif, dan paragraf campuran, (2) pengembangan paragraf secara internal yang mencakup pengembangan gagasan utama ke dalam gagasan penjelas dan penuangannya dalam paragraf, dan (3) pengembangan paragraf secara eksternal.

B.    RUMUSAN MASALAH
Rumusan-rumusan masalah antara lain sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan paragraf deskripsi?
2.    Bagaimana langkah-langkah menulis paragraf  deskripsi?


C.    TUJUAN
Adapun tujuannya yaitu:
1.    Kita dapat mengetahui pengertian paragraf deskripsi
2.    Kita dapat mengetahui langkah-langkah menulis paragraf deskripsi

D.    MANFAAT
       Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menulis paragraf  deskripsi. Dan makalah ini juga dapat bermanfaat bagi diri saya pribadi untuk menambah pengetahuan saya dalam menulis paragraf deskripsi.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin “deskribere”  yang berarti menggambarkan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya. Sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. Karangan jenis ini bermaksud menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu, dengan sifat dan gerak-geriknya, atau sesuatu yang lain kepada pembaca. Misalnya , suasana kampung yang begitu damai, tentram, dan masyarakatnya yang saling menolong, atau suasana di jalan raya, tentang hiruk-pikuknya lalu lintas dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi. Perlu dipahami, sesuatu yang dapat dideskripsikan tidak hanya terbatas pada apa yang kita lihat dan kita dengar saja, tetapi juga yang dapat kita rasa dan kita pikir, seperti rasa takut, cemas, dan tegang.

Karangan deskripsi merupakan karangan yang kita susun untuk melukiskan sesuatu dengan maksud untuk menghidupkan kesan dan daya khayal pada si pembaca. Untuk mencapai tujuan deskripsi itu, kita tuntut untuk memilih dan mendayagunakan kata-kata yang dapat memancing kesan serta citra drawi dan suasana batiniah pembaca. Sesuatu yang kita deskripsikan harus saji secara gemblang, hidup, dan tepat.

Disamping itu, penulis karangan deskripsi membutuhkan keterlibatan perasaan. Dalam menulis deskripsi kita harus mampu menghidupkan objek yang kita lukiskan yang sehidup-hidupnya, sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat apa yang kita lihat, dapat mendengar apa yang kita dengar, dan dapat merasakan apa yang kita rasakan.

B.    Ciri dan Langkah Paragraf Deskripsi
  Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
•    menggambarkan atau melukiskan sesuatu,
•    penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera,
•    membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Dengan demikian, dalam menulis deskripsi yang baik dituntut tiga hal yaitu:
1.    Kesanggupan berbahasa kita yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk.
2.    Kecermatan pengamatan dan keluesan pengetahuan kita tentang sifat, cirri, dan wujud objek yang dideskripsikan.
3.    Kemampuan kita memilih detail khusus yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan deskripsi.


Langkah-langkah menulis deskripsi antara lain sebagai berikut:
1.     Menentukan apa yang akan dideskripsikan: apakah akan mendeskripsikan orang atau tempat.
2.    Merumuskan tujuan pendeskripsianeksposisi: apakah deskripsi dilakukukan sebagai alat bantu karangan narasi, eksposisi, argumentasi, atau persuasi.
3.    Menetapakan bagian yang akan dideskripsikan: kalau yang dideskripsikan orang, apakah yang akan dideskripsikan itu cirri-ciri fisik, watak, gagasannya, atau benda-benda disekitar tokoh? Kalau yang dideskripsikan tempat, apakah yang akan dideskripsikan  keseluruhan tempat atau hanya bagian-bagian tertentu saja yang menarik?
4.    Merinci dan menyistematiskan hal-hal yang menunjang kekuasaan bagian yang akan dideskripsikan. Hal-hal apa saja yang akan ditampilkan untuk membantu memunculkan kesan dan gambaran kuat mengenai sesuatu yang dideskripsikan? Pendekatan apa yang akan digunakan penulis?

     Contoh Paragraf Deskripsi:
Air
Nama benda itu air, air tersebut berwarna bening, kecuali ketika dicampur dengan zat lain. Air tercurah dari langit dengan lebat ataupun rintik-rintik. Kemudian sebagian air itu menyerap kedalam tanah dan sebagian lari mengalir kelaut melalui sungai. Kemudian siklus air kembali menguap, dan turun lagi menjadi hujan.

Ada tiga alternatif pendekatan dalam pendeskripsian, antara lain yaitu:
1.    Pendekatan Ekspositoris
Dalam pendekatan ekspositoris, kita berusaha agar deskripsi yang kita buat dapat member keterangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat seolah-olah ikut melihat dan merasakan objek yang kita deskripsikan.

2.    Pendekatan Impresionostik
Tujuan deskripsi imperesionistik ialah untuk mendapatkan tanggapan emosional pembaca ataupun kesan pembaca. Corak deskripsi ini diantaranya juga ditentukan oleh macam kesan apa yang diinginkan penulisnya.

3.    Pendekatan Menurut Sikap Sengarang
Pendekatan ini sangat bergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat objek, serta pembaca deskripsinya.

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Berdasarkan materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, sebagai salah satu jenis karangan deskripsi ditulis untuk mendeskripsikan atau memerikan, menggambarkan, atau melukiskan suatu objek sehingga pembaca memiliki penghayatan seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri. Objek dalam karangan deskripsi itu dapat berupa manusia dan tempat atau suasana.

B.    SARAN
Dalam pembuatan makalah ini, Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif  sangat penulis harapkan dari para pembaca.







Macam-macam Diskusi Kelompok

1.    Diskusi
Diskusi berasal dari bahasa latin yaitu discutio atau discusium yang artinya bertukar pikiran. Akan tetapi belum tentu setiap kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Diskusi pada dasarnya merupakan suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Dengan demikian bertukar pikiran baru dapat dikatakan berdiskusi apabila:
a.    Ada masalah yang dibicarakan,
b.    Ada seorang yang bertindak sebagai pemimpin diskusi,
c.    Ada peserta sebagai anggota diskusi,
d.    Setiap anggota mengemukakan pendapatnya dengan teratur,
e.    Kalau ada kesimpulan atau keputusanhal itu disetujui semua anggota.

2.    Diskusi panel
Diskusi panel pada primsipnya melibatkan beberapa panelis yang mempunyai keahlian dalam bidang masing-masing dan bersepakat mengutarakan pendapat dan pandangannya mengenai suatu masalah untuk kepentingan pendengar. Panel dipimpin oleh seorang moderator. Masalah yang didiskusikan dapat memberikan berbagai penerangan atau perluasan pengetahuan kepada pendengar tentang masalah yang sedang hangat dalam masyarakat.
Tidak selalau para panelis satu pendapat, bahkan perbedaan pendapat panelis lebih merangsang para pendengar. Dengan mendengarkan beberapa pendapat para ahli, pendengar akan dibimbing kearah berfikir secara kritis dan melatih kemampuan menganalisis masalah. Berhasil atau tidaknya panel sangat tergantung kepada kelincahan moderator.

3.    Simposium
Simposium hampir sama dengan panel, hanya lebih bersifat formal. Pemrasaran harus menyampaikan masalah mengenai suatu masalh yang disorot dari sudut keahlian masing-masing. Peranan moderator tidak seaktif dalam diskusi panel, tetapi sebaliknya para pendengar atau pesertalah yang lebih aktif berpartisipasi. Masalah yang dibahas dalam simposium mempunyai ruang lingkup yang luas, sehingga perlu ditinjau dari berbagai sudut atau aspek ilmu untuk mendapatkan perbandingan. Pada symposium diadakan sanggahan umum terhadap suatu prasarana dan sanggahan itu disusun secara tertulis. Para peserta dapat mengemukakan pendapatnya secara langsung kepada pemrasaran melalui moderator. Dalam simposium tidak diambil suatu keputusan, tetapi hanya untuk mendapat perbandingan tentang suatu masalah.
    
4.    Seminar
Seminar merupakn suatu pertemuan untuk membahas suatu masalah tertentu dengan parasarana dan tanggapan melalui suatu diskusi untuk mendapatkan suatu keputusan bersama mengenai masalah tersebut. Berbeda dengan symposium, masalh yang dibahas dalam seminar mempunyai ruang lingkup yang terbatas dan tertentu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan jalan keluar dari suatu masalah. Oleh sebab itu, peserta seminar terdiri dari orang-orang yang berkecimpung dalam masalah tersebut, sehingga dapat memberikan pandangan dan pendapat dalam pemecahan masalah tersebut. Seminar merupakan pembahasan secara ilmiah, walaupun yang menjadi topik pembicaraan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, seminar harus diakhiri dengan kesimpulan dan keputusan-keputusan baik berbentuk usul, saran, resolusi, atau rekomendasi.
Secara gaaris besarnya, seminar dilaksanakan sebagai berikut:
a.    Dimulai dengan mendengarkan pandangan umum tentang suatu masaalah,
b.    Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok (sdang komisi),
c.    Kelompok-kelompok bersidang kembali untuk mensyahkan kesimpulan komisi (siding pleno),
d.    Hasil dirumuskan dalam bentuk usul, saran, resolusi, dan sebagianya yang dianggap perlu.

5.    Lokakarya
Masalah yang dibahas dalam lokakarya atau kata lainnya workshop, mempunyai ruang lingkup tertentudan dibahas secara mendalam. Pesertanya adalah orang-orang yang ahli dalam bidang tersebut. Dalam lokakarya masalah dibahas melalui prasaran dan tanggapan, serta diskusi secara mendalam. Kalau perlu diikuti dengan demonstarsi atau peragaan, biasanya lokakarya ini didikuti oleh sekelompok orang yang bergerak dalam lingkungan kerja yang sejenis atau seprofesi. Lokakarya diadakan jika:
a.    Ingin mengevaluasi suatu proyek yang sudah dilaksanakan.
b.    Ingin mengadakan pembahasan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat,
c.    Untuk bertukar pengalaman dengan tujuan lebih meningkatkan kemampuan kerja.

6.    Brainstorming
Bentuk ini dapat dipakai untuk mendiskusikan segala masalah. Yang dimaksud dengan brainsterming adalah aktifitas dari sekelompok orang yang memproduksi/menciptakan gagasan yang baru sebanyak-banyaknya. Brainstorming ini dipakai apabila:
a.    Ingin menentukan informasi macam apa yang diperlukan dan bagaimana mendapatkan informasi tersebut,
b.    Ingin menentukan criteria yang tepat untuk menguji tepat tidaknya sebuah gagasan,
c.    Ingin menetukan gagasan yang mana yang mungkin dilakukan ,
d.    Ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan keputusan secepat-cepatnya.

Dengan bentuk brainstorming inidiharapkan tercetus gagasan atau kritik sebanyak-banyaknya. Semakin banyak gagasan atau kritik, semakin baik. Dalam hal ini peserta berlatih pula menggabungkan dan meningkatkan gagasan-gagasan. Karena itu bentuk ini sangat berguna bagi orang yang sudah berpengalaman untuk meningkatkan keterampilannya berdiskusi dan yang belumberpengalaman dapat mencontoh cara berdiskusi.
Moderator dalam bentuk  ini sangat berperan. Kalau brainstorming mendadak berhenti karana kehabisan gagasan, moderator dapat memancingnya dengan mengemukakan gagasan-gagasan yang telah disepakati dan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Dalam hal ini dibutuhkan keterampilan moderator, karena brainstorming mengundang pemecahan masal dengan banyak kemungkinan, dalam bentuk ini diperlukan pula seorang notulis untuk merekam jalannya diskusi dan mencatat gagasan yang timbul.

7.    Debat
Pada dasarnya debat merupakan pembantahan tentang suatu hal dengan saling member alas an untuk mempertahankan pendapat atau pendiriannya. Dalam berdebat yang bersangkutan sebetulnya mempunyai argument tentang suatu masalah. Tentu terdapat dua pihak yang saling berbeda pendirian. Fungsi debat disini ialah membantu proses pengambilan keputusan dengan menyajikan argumentasi yang meyakinkan.









Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli

1. KERAFSM ARAPRADHIPA 2005 :
Memberikan dua pengertian :
- Bahasa : Sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
- Bahasa : Sistem komunikasi yang mempergunakan symbol-simbol vokal.2. TORIGAN (1989 : 4)
Beliau memberikan dua definisi bahasa :
- Bahasa adalah : Suatu sistem yang sistematis barangkali untuk sistem generatif.
- Bahasa adalah : Seperangkat lambang-lambang atau symbol-simbol orbiter.

3. SANTOSO (1990 : 1)
Bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.

4. WIBOWO (2009 : 3)
Bahasa adalah suatu sistem symbol bunyi yang bermakna yang berarti kualisi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbiter dan konfisional yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok orang untuk melahirkan perasaan dan pikiran.

5. WIBOWO, WALIJA (1990 : 4) mengungkapkan :
Definisi bahasa adalah : komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud dan pendapat kepada orang lain.

6. PENGABEAN (1981 : 5) berpendapat :
Bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melepaskan apa yang terjadi pada sistem saraf.

7. SOEJONO (1983 : 01)
Bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang penting dalam hidup bersama.

8. BILL ADAMS
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif.

9. WITTGENSTEIN
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.

10. FERDINAND DE SAUSSURE
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.

11. PLATO
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.

12. BLOCH & TRAGER
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.
13. CARROL
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.

14. SUDARYONO
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.

15. SAUSSURE
Bahasa adalah objek dari semiologi.

16. Mc. CARTHY
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir.

17. WILLIAM A. HAVILAND
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu
Itu tadi merupakan definisi atau pengertian bahasa menurut para ahli,
sedangkan definisi bahasa menurut saya sendiri.

Sabtu, 02 Juni 2012

Tehnik Membaca

       Model teori membaca lahir dari perspekif bagaimana makna diangkat dari bacaan. Inti proses membaca adalah seseorang berusaha memahami isi pesan penulis yang tertuang dalam bacaan.
Pemeroleh makna berangkat dari beragam sudut. Dari sudut itulah pandangan para ahli dibedakan. Ada tiga pandangan tentang bagaimana makna diperoleh yang melahirkan tiga model teori membaca. Tiga model teori itu antara lain:

1. Model Teori Bottom-Up
     Memandang bahwa bahasa yang mewadahi teks menentukan pemahaman. Secara fisik, ketika orang melakukan kegiatan membaca, yang dipandang adalah halaman-halaman bacaan yang posisinya di bawah (kecuali membaca sambil tiduran!). Secara literal, bottom-up berarti â€Ëœdari bawah ke atasâۉ„¢. Maksudnya, makna itu berasal dari bawah (teks) menuju ke atas (otak/kepala). Secara harfiah, menurut teori ini teks-lah yang menentukan pemahaman.
Inti proses membaca menurut teori ini adalah proses kengkodean kembali simbol tuturan tertulis (Harris & Sipay, 1980). Membaca dalam proses bottom-up merupakan proses yang melibatkan ketepatan, rincian, dan rangkaian persepsi dan identifikasi huruf-huruf, kata-kata, pola ejaan, dan unit bahasa lainnya.
Tugas utama pembaca menurut teori ini adalah mengkode lambang-lambang yang tertulis menjadi bunyi-bunyi bahasa (Harjasuna, 1996)
Brown (2001) menyatakan bahwa pada proses bottom-up membaca terlebih dahulu mengetahui berbagai tanda linguistik, seperti huruf, morfem, suku kata,  kata-kata frasa, petunjuk gramatika dan tanda wacana, kemudian menggunakan mekanisme pemrosesan yang masuk akal, koheren dan bermakna.
Agar bisa memahami bacaan pada teori ini, pembaca membutuhkan keterampilan yang berhubungan dengan lambang bahasa yang digunakan dalam teks.

2. Model Teori Top-Down
    Teori ini dikenal sebagai model psikolinguistik dalam membaca dan teori ini dikembangkan oleh Goodman (1976). Model ini memandang kegiatan membaca sebagai bagian dari proses pengembangan skemata seseorang yakni pembaca secara stimultan (terus-menerus) menguji dan menerima atau menolak hipotesis yang ia buat sendiri pada saat proses membaca berlangsung.
Pada model ini, informasi grafis hanya digunakan untuk mendukung hipotesa tentang makna. Pembaca tidak banyak lagi membutuhkan informasi grafis dari bacaan karena mereka telah memiliki modal bacaan sendiri untuk mengerti bacaan. Proses membaca model ini dimulai dengan hipotesis dan prediksi-prediksi kemudian memverifikasinya dengan menggunakan stimulus yang berupa tulisan yang ada pada teks.
Inti dari model teori Top-down adalah pembaca memulai proses pemahaman teks dari tataran yang lebih tinggi. Pembaca memulai tahapan membacanya dengan membaca prediksi-prediksi, hipotesis-hipotesis, dugaan-dugaan berkenaan dengan apa yang mungkin ada dalam bacaan, bermodalkan pengetahuan tentang isi dan bahasa yang dimilikinya,
    Untuk membantu pemahaman dengan menggunakan teori ini, pembaca menggunakan strategi yang didasarkan pada penggunaan petunjuk semantik dan sintaksis, artinya untuk mendapatkan makna bacaan, pembaca dapat menggunakan petunjuk tambahan yang berupa kompetensi berbahasa yang ia miliki. Jadi, kompetensi berbahasa dan pengetahuan tentang apa saja memainkan peran penting dalam membentuk makna bacaan. Jadi menurut teori Top-down dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, pengalaman dan kecerdasan pembaca diperlukan sebagai dasar dalam memahami bacaan.

3. Model Teori Interaktif
     Model ini merupakan kombinasi antara pemahaman model Top-Down dan model Bottom-Up. Pada model interaktif, pembaca mengadopsi pendekatan top-down untuk memprediksi makna, kemudian beralih ke pendekatan bottom-up untuk menguji apakah hal itu benar-benar dikatakan oleh penulis. Artinya, kedua model tersebut terjadi secara stimultan pada saat membaca.
    Penganut teori ini memandang bahwa kegiatan membaca merupakan suatu interaksi antara pembaca dengan teks. Dengan teori itu, dijelaskan bagaimana seorang pembaca menguasai, menyimpan dan mempergunakan pengetahuan dalam format skemata. Kegiatan membaca adalah proses membuat hubungan yang berarti bagi informasi baru dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya (skemata).
    Menurut pandangan interaktif, membaca diawali dengan formulasi tentang hipotesis tentang makna, kemudian dilanjutkan dengan menguraikan makna huruf, kata, dan kalimat dalam bacaan. Model interaktif adalah model membaca yang menggunakan secara serentak antara pengetahuan informasi grafik dan informasi yang ada dalam pikiran pembaca.
     Proses membaca menurut pandangan interaktif adalah proses intelektual yang kompleks, mencakup dua kemampuan utama, yaitu kemampuan memahami makna kata dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal (Rubin, 1982). Pendapat ini mengisyaratkan bahwa ketika proses membaca berlangsung, terjadi konsentrasi dua arah pada pikiran pembaca dalam waktu yang bersamaan. Dalam melakukan aktivitas membaca, pembaca secara aktif merespon dan mengungkapkan bunyi tulisan dan bahasa yang digunakan oleh penulis. Selain itu, pembaca dituntut untuk dapat mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya atau makna yang ingin disampaikan oleh penulis melalui teks yang dibacanya.
    Kesimpulannya, dapat dikatakan bahwa membaca pemahaman merupakan proses aktif yang di dalamnya melibatkan banyak faktor. Keterlibatan faktor-faktor itu bertujuan untuk memperoleh pemahaman melalui proses interaksi antara pembaca dengan bacaan dalam peristiwa membaca.
    Ketiga model teori membaca di atas mewarnai pandangan para ahli tentang membaca. Jika diamati secara teliti, tulisan atau bahasan tentang membaca dalam buku-buku dan jurnal-jurnal, sedikit atau banyak, menyentuh ketiga teori di atas. Selalu ada benang merah yang menghubungkan pandangan para ahli dengan model teori membaca di atas.


Pengertian Paragraf

Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.
- Syarat sebuah paragraf
Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
1. Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.

1. Paragraf Deskriptif
Deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang melukiskan suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium secara imajinatif apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dicium oleh penulis tentang objek yang dimaksud.
2. Paragraf Narasi
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
3. Paragraf Deskripsi
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:menggambarkan atau melukiskan sesuatu, penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera,membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
4. Paragraf Eksposisi
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
 5. Paragraf Argumentasi
Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/kesimpulan dengan data/fakta sebagai alasan/bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
6. Paragraf Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

Cerita lucu

Pesan Nasi Goreng
Ada sepasang kekasiih masuk ke warung nasi goreng. Lalu datang pelayan mau menanyakan pesanan mereka. Kemudian si pria memesan,
"Bang pesan nasi goreng 2. Yang satu pedas, yang satu jangan pedas. Kalo yang pedas nasinya sedikit saja. Yang tidak pedas, nasinya agak banyakan. Yang nasinya banyak, pake kol tapi jangan terlalu banyak. Yang nasinya sedikit, pake kol agak banyak. Yang kol nya sedikit, pake telor mata sapi. Yang kol nya banyak, pake telor dadar aja. Yang pedas, ayamnya pake tulang ya bang, terus yang nasinya banyak, ga usah pake tulang, tapi kulit ayamnya kasih banyak. Yang pake telor mata sapi, jangan pake kerupuk. Terus yang pedas pake kerupuk. Satu lagi mas, jangan lama-lama ya...."

Kemudian si pelayan masuk terus bilang sama koki, " MEJA NO 5 PESAN 2 PIRING NASI GORENG, MASING-MASING PAKE CABE 50 BIJI !!!! "

Malas Berangkat ke Sekolah Terbaru
Udin adalah seorang siswa SD di desa Sukamalas dan terkenal sangat sering bolos sekolah. Saat dia masuk sekolah gurunya langsung menemuinya dan bertanya.
Guru: “Udin! Kenapa akhir – akhir ini kamu selalu membolos? Sudah satu minggu kamu absen.”
Udin: “Malas bu hujan terus soalnya.”
Guru: “Kalau hujannya sebulan gimana Udin?”
Udin: “Yang pasti bakalan banjir bu…”

Cuma Bercanda Kok
Cewek: Maaf ya mas, aku mau kita putus…
Cowok: Kenapa? Padahal aku baru aja beli mobil baru supaya kita ngga kehujanan dan kepanasan lagi.
Cewek: Yang bener mas? Hehe tadi putusnya cuma bercanda kok.
Cowok: Hahaha, mobil barunya juga bercanda kok.
Cewek: *?&S^!#@

Selama kehamilan :
> > > 3 bulan pertama = bercinta dengan gaya normal.
> > > 3 bulan selanjutnya = bercinta dengan gaya doggy style
> > > 3 bulan terakhir = bercinta dengan gaya srigala.
(maksudnya: cuma nongkrong “di luar” goa dan meraung : “aaaauuuuuuuu….”)

Istri selingkuh
Seorang pria terisak-isak di sebuah bar.
Temannya bertanya, kenapa?
Pria tersebut berkata : “Istri-ku minta bayaran Rp. 100.000,- setiap bercinta!”
Temannya berkata : “Anda beruntung, pada saya dia minta Rp. 250.000,-.

Sejarah Bahasa Indonesia

       Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36. Ia juga merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Meski demikian, hanya sebagian kecil dari penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakannya sebagai bahasa ibu, karena dalam percakapan sehari-hari yang tidak resmi masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing sebagai bahasa ibu, seperti bahasa Melayu pasar, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan lain sebagainya. Untuk sebagian besar masyarakat Indonesia lainnya, bahasa Indonesia adalah bahasa kedua dan untuk taraf resmi bahasa Indonesia adalah bahasa pertama. Bahasa Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu yang menjadi bahasa resmi Republik Indonesia.
       Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, “Jang dinamakan ‘Bahasa Indonesia’ jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari ‘Melajoe Riaoe’, akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia; pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia.” atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, Sumatra Utara, “…bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikan dengan pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia.”
       Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia baru dianggap “lahir” atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya.
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Jenis ini sangat lentur, sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya.
       Bentuk yang lebih resmi, disebut Melayu Tinggi yang pada masa lalu digunakan oleh kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif Bahasa Melayu Pasar.
Pemerintah kolonial Belanda melihat kelenturan Melayu Pasar dapat mengancam keberadaan bahasa dan budaya. Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan bahasa Melayu Tinggi, diantaranya dengan penerbitan karya sastra dalam Bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi Bahasa Melayu Pasar sudah digunakan oleh banyak pedagang dalam berkomunikasi.
       Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa, “Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.”
       Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti: Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.

Pengertian Dongeng

1.    Definisi Dongeng
       Dongeng adalah cerita-cerita zaman dulu yang berbentuk prosa, yaitu tentang cerita khayal dan penuh keajaiban. Dongeng itu disampaikan dari mulut ke mulut sehingga tidak mengherankan jika kebenaran isinya makin berkurang . Di dalam pembicaraan sehari-hari dalam bahasa inggris dongeng disebut folklore (Sutjipto dalam Zufahnur dkk, 1996:43). Dongeng merupakan suatu ceita fantasi yang kejadiannya tidak benar terjadi. Sebagai folklor, dongemg cerita yang hidup dikalangan masyarakat yang disajikan dengan cara bertutur lisan oleh tukang cerita. Munculnya hampir hampir bersamaan dengan adanya kepercayaan dan kebudayaan suatu bangsa. Bagi manusia, berfungsi sebagai hiburan, kepercayaan yang bersifat didaktik (pengajaran moral dan nasehat bagi kehidupan), dan sumber pengetahuan.
       Menurut Sande (La Ode Taalami, 2008:17), dongeng adalah prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi yang empunya dongeng dan tidak terikat oleh Waktu dan tempat. Ahli lain mengatakan bahwa dongeng adalah cerota lama yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama.
Surana (La Ode Taalami 2008:18) berpendapat bahwa dongeng umumnya merupakan percakapan yang diturunkan atau yang diceritakan kembali dari mulut ke mulut. Ceritanya hanyalah bualan  semata-mata, khayal dan ajaib. Tujuan utama adalah khayalan merupakan penghibur sedih dan pelipur lara. Isinya banyak mengandalkan nasehat serta gammbaran kehidupan masyarakat.
       Menurut Alfandiyar (2007 : 23-24), dongeng merupakan salah satu cara yang efektif menyembangkan aspek-aspek kognitif (pengetahuan) afektif (perasaan, sosial), dan aspek kognitif (penghatan) anak-anak. Selain itu dongeng pun dapat membawa anak-anak pada pengalaman-pengalaman baru yang belum pernah dialaminya. Rasulullah saw pun tak segan-segan menggunakan metode dongeng atau cerita agar anak-anak teransang otaknya dan tergugah perasaanya. Dari dongeng tersebut beribu-ribu hikmah yang membuat anak-anak merasa belajar sesuatu. Lewat dongeng anak-anak tak merasa digurui karena mereka merespon segala sesuatu dengan cara mereka sendiri.
      Dalam bukunya ”A Book Fol Children Literature, lilian holowel (Sohur,1986) merumuskan 6 hal mengapa dongeng diperlukan
1.    Daya imajinasi yang berkembang dan pengalaman emosional yang makin mendalam,
2.    Pemuasan kebutuhan akan ekspresi diri,
3.    Pendidikan moral yang diperoleh tanpa merasa digurui,
4.    Tumbuhnya rasa humor yang menyeluruh,
5.    Persiapan apresiasi sastra dalam hidup untuk dikemudian hari,
6.    Memperlebar horison mental si anak dan memberikan kepadanya kesempatan untuk meresai berbagai keindahan suasana negara-negara lain.
     
2.    Pelaku atau Tokoh Dongeng
o    Dewa dan dewi, ibu dan saudara tiri yang jahat, raja dan ratu, pangeran dan putri, ahli nujum;
o    peri, wanita penyihir, raksasa, orang kerdil, putri duyung, monster, naga;
o    binatang, misalnya ikan ajaib dan kancil;
o    kastil, hutan yang memikat, negeri ajaib;
o    benda ajaib, misalnya lampu ajaib, cincin, permadani, dan cermin.

3.    Tema Dongeng
Biasanya, suatu dongeng mempunyai tema seperti ini.
•   Moral tentang kebaikan yang  selalu menang melawan kejahatan.
•   Kejadian yang terjadi di masa lampau, di suatu tempat yang jauh sekali
•   Tugas yang tak mungkin dilaksanakan.
•   Mantra ajaib, misalnya mantra untuk mengubah orang menjadi binatang.
•   Daya tarik yang timbul melalui kebaikan dan cinta.
•   Pertolongan yang diberikan kepada orang baik oleh makhluk dengan kekuatan ajaib.
•   keberhasilan anak ketiga atau anak bungsu ketika sang kakak gagal.
•   Kecantikan dan keluhuran anak ketiga atau anak bungsu.
•   Kecemburuan saudara kandung yang lebih tua.
•   Kejahatan ibu tiri.

4.     Kalimat Pembuka Dongeng
Contoh kalimat pembuka:
#    Syahdan pada zaman dahulu kala, di negeri antah berantah
#    Kata sahibul hikayat
#    Pada zaman dahulu kala
#    Pada masa silam
#    Beribu-ribu tahun yang lalu
#    Di suatu negeri yang jauh
#    Dalam bahasa muna

5.      Struktur Dongeng
1.    Pendahuluan
Pernyataan umum, kalimat pengantar untuk memulai dongeng.
2.    Kejadian atau peristiwa dalam dongeng
Kejadian-kejadian yang disusun secara kronologis.
3.    Penutup
Suatu pernyataan umum.
Kalimat yang sering digunakan, misalnya Mereka hidup bahagia selamanya. Komentar umum tentang kebaikan yang dapat menaklukan kejahatan atau pesan moral lainnya.

6.    Jenis Dongeng
•    Dongeng binatang/fabel
Fabel adalah dongeng binatang yang mengandung pendidikan tentang perbuatan baik dan buruk. Dalam fabel, tokoh binatang berperilaku seperti manusia.
Hal tersebut menggambarkan watak dan budi pekeri manusia. Dongeng Kancil dan Buaya, dan Kucing Bersepatu Bot merupakan contoh dongeng binatang. Biasanya, mereka digambarkan sebagai hewan cerdik, licik, dan jenaka. Didaerah Muna contohnya cerita ”Ondoke bhe Kapoluka” ( Monyet dan Kura-Kura).
•    Dongeng biasa
Dongeng biasa adalah cerita tentang tokoh suka dan duka. Contohnya adalah cerita Bawang Merah dan Bawang Putih dan Jaka Tarub. Didaerah Muna contohnya Wamboro-Wamboro.
•    Dongeng lelucon
Dongeng lelucon berisi cerita lucu tetang tokoh tertentu. Contoh dongeng ini yaitu Si Kabayan dari Jawa barat, Lebai Malang, Pak Pandir, Pak Belalang, Abunawas dari Arab, kalau didaerah Muna dikenal dengan nama Abunawasi. 

7.    Ciri-Ciri Lain Dongeng
1.    Menggunakan alur sederhana.
2.    Cerita singkat dan bergerak cepat.
3.    Karakter tokoh tidak diuraikan secara rinci.
4.    Ditulis dengan gaya penceritaan secara lisan.
5.    Terkadang pesan atau tema dituliskan dalam cerita.
6.    Biasanya, pendahuluan sangat singkat dan langsung

8.    Contoh Dongeng

                              KAMOKULAHINO LIWU (ORANG TUA KAMPUNG)

Dahulukala disuatu kampung hiduplah dua orang bersaudara semuanya laki-laki. Keduanya gagah perkasa dari segi ketampanan di ibaratkan seperti matahari dan bulan. Sang kakak bernama Sahafahari sedangkan adiknya bernama Indara Bangsawali pada suatu hari mereka bercita-cita ingin merantau ke negri orang untuk mencari pengalaman, tidak diketahui pasti kemana mereka akan merantau tetapi keinginan ini sangat menggebuh.
          Pada suatu hari tiba-tiba kampung yang ditinggali mereka dilanda angin topan, dan merekapun terbang diangkat angin topan melayang –layang tanpa arah dan tujuan. Alkisah Indara Bangsawali terdampar pada suatu kampung.dia berjalan kesana kemari mengelilingi kampong yang tampak sunyi senyap, kemudian dia bertemu dengan orang tua kampong. Maka bertanyalah Indra Bangsawali kepada orang tua itu, mengapa kampong ini sepi? Ternyata kampung tersebut telah kala dengan burung garuda,rakyatnya telah mati dimakan denga burung garuda itu. Dan untuk menyelamatkan indara bangsawali,maka dia disembunyikan didalam sebuah gendang.
           Suatu hari datanglah burung garuda mencari mangsa di kampung tersebut. Dengan ke ahlian yang dimiliki Indara Bangsawali kemudian burung garuda tersebut berhasil dibunuhnya. Maka terbebaslah kampung tersebut dengan burung garuda dan akhirnya hiduplah dia bersama orangtua kampung tersebut.
            Setelah beberapa lama timbullah ke keinginannya untuk bertemu dengan kakaknya, dan mulailah dia mengembara untuk menemukan kakaknya. Sementara itu kakaknya Sahafahari terdampar diatas atap salah seorang orang tua kampong yang lain. Kampong tempat Sahafahari juga tidak kala dengan serangan harimau, dan orang- orang sudah  habis dimakan harimau tersebut. Orang tua kampung yang rumahnya ditempati mendarat Sahafahari mengatakan kepada sahafahari siapakah gerangan kamu ini? Lebih baik kamu pulang saja karena kampong ini sudah kala dengan harimau.
         Orang tua kampong tersebut ternyata mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik dan disiapkan untuk di umpankan kepada harimau biar harimau datang, yang akan diserahkan sebagai pengganti dirinya dan orangtua ini berkata kepada Sahafahari bahwa anaknya akan diserahkan kepada harimau, dan bagi siapa saja yang dapat membunuh harimau maka akan dikawinkan dengan anaknya. Mendengar seruan ini Sahafahari berjanji akan membunuh harimau.
          Pada suatu hari datanglah sang harimau. Sahafahari menjelma menjadi monyet dan mendekati harimau tersebut kemudian membunuhnya. Setelah harimau itu mati sesuai janji orang tua kampung maka Sahafahari dikawinkan dengan anak gadisnya. Akhirnya hiduplah mereka dengan penuh kebahagiaan dan kedamaian tanpa adanya gangguan harimau.
           Kembali kepada Indara Bangsawali yang terus melakukan pencarian dimana kakaknya berada. Dan mereka bertemu juga namun kakaknya Sahafahari telah beristri. Maka timbullah rasa irih dan dengki kepada kakaknya. Mulailah Indara Bangsawali mencari siasat untuk membunuh kakaknya dan memperistrikan iparnya. Maka disusunlah suatu siasat dengan mengajak kakaknya untuk berburuh di hutan.
            Sesampai di hutan Indara Bangsawali membunuh kakaknya Sahafahari setelah itu dia pulang ke rumah dan melapor kepada orangtua kampong bahwa dia telah berpisah dengan kakaknya dan dia tidak kembali lagi. Setelah beberapa lama Sahafahari tidak kembali, maka indara bangsawali meminta kepada orangtua kampung agar bisa memperistri bekas iparnya
         Empat puluh hari setelah kehilangan Sahafahari ternyata dia kembali muncul. Maka ter heran-heranlah Indara Bangsawali sambil berkata dalam hati “bagaimana Sahafahari bisa hidup padahal sudah jelas-jelas dia sudah saya bunuh”. Ternyata pada peristiwa pembunuhan itu Sahafahari tidak meninggal, melainkan dia ditolong seekor ular besar dengan cara menjilat luka ditubuh Sahafahari, dan akhirnya bisa selamat. Dengan kejadian itu maka ketahuanlah kedok dari Indara Bangsawali, dan kemudian diputuskan untuk membuang dia ketempat yang Jauh dan tidsak boleh kembali lagi. 

Penulisan Karya Ilmiah

A.    Pengetian dan Ciri Karya iLmiah
1.    Pengertian
Karya ilmiah adalah suatu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah. Sitematis berarti bahwa karangan atau karya tulis tersebut disusun menurut aturan tertentu dimana kaitan antara bagian-bagian tertentu sangat jelas dan padu. Berifat ilmiah berarti bahwa karya tulis tersebut menyajikan satu deskripsi, gagasan, argumentasi atau pemecahan masalah yang didasarkan pada berbagai bukti empirik atau kajian teoritis sehingga para pembacanya dapat merunut atau mencari kebenaran bukti empirik atau teori yang mendukung gagasan tersebut.
 Pengertian di atas sejalan dengan pengertian yang diberikan oleh Brotowijoyo, yang dikutip oleh Zaenal Arifin sebagai berikut. Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang benar. (hal. 2). Ditambahkan pula karangan ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran tanpa mengingat akibatnya. Kebenaran dalam sebuanh karya ilmiah bukan kebenaran normatif malinkan kebenaran obyektif dan positif sesuai dengan fakta dan data di lapangan.
2.    Ciri-ciri Karya Ilmiah
Sebuah karya ilmiah dapat dikenal dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a)    dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan satu masalah;
b)    pengetahuan yang disajiakan tersebut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada teori-teori yang telah diakui kebenarannya;
c)    sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan;
d)    bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di samping istila-istila yang bersifat denotatif;
e)    sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.

B.    Tujuan Penulisan Karya Ilmiah
Karya tulis ilmiah ditulis dengan berbagai tujuan berikut.
1.    Menyampaikan gagasan kepada masyarakat luas atau karangan tertentu. Tujuan seperti ini, pada umumnya terkait dengan karya ilmiah yang berupa artikel yang dimuat dalam berbagai media masa.
2.    Memenuhi tugas yang diberikan sebagai persyaratan dalam studi. Tujuan seperti ini, terkait dengan panulisan makalah dari guru atau dosen, serta penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.
3.    Mendiskusikan gagasan dengan kalangan tertentu dalam sebuah pertemuan ilmiah. Misalnya, karya ilmiah yang disusun untuk satu seminar, symposium, diskusi panel, dan sejenisnya.
4.    Mengikuti perlombaan penulisan karya ilmiah.

C.    Fungsi/Manfaat Karya Ilmiah
Secara lengkap fungsi penulisan karya ilmiah yaitu:
1)    sebagai rujukan atau reverence dalam mempersiapkan karya tulis atau kegiatan ilmiah, seperti seminar, melakukan penelitian, diskusi panel;
2)    fungsi edukatif, yaitu sebagai sarana pendidikan yang dapat meningkatkan wawasan seseorang dalam berbagai ilmu;
3)    karya ilmiah juga berfungsi menyebarluaskan perkembangan bidang ilmu kepada masyarakat luas atau kelompok tertentu yang terkait. Dalam hal ini karya ilmiah mempunyai tujuan yang sangat sentral, karena tanpa adanya karya ilmiah, ilmu baru yang sedasng berkembang hanya akan dimiliki oleh segelintir orang;
Manfaat karya ilmiah dapat kita kelompokan menjadi dua, yaitu manfaat untuk mesyarakat luas dan manfaat untuk penulis sendiri. Untuk masyarakat luas, karya ilmiah dapat dimanfaatkan sebagai rujukan, sumber untuk perluasan wawasan, serta mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Untuk penulis, penulisan karya ilmiah mempunyai manfaat yang sangat besar. Si Kumbang yang dikutip oleh Zainal Arifin (1993) menyebutkan enam manfaat sebagai berikut.
1)    mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena ia harus membaca berbagai rujukan sebelum menulis;
2)    penulis mendapat kesempatan berlatih untuk mengintegrasikan hasil bacaan dengan gagasan sendiri, kemudian mengembangkannya menjadi pemikiran yang lebih matang;
3)     mengakrabkan penulis dengan perpustakaan, seperti menggunakan katalog dalam mencari buku di perpustakaan;
4)    meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta dan data secara jelas dan sistematis;
5)    dengan menulis karya ilmiah, penulis akan merasakan kepuasan intelektual, yaitu satu kepuasan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menyajikan satu khazanah pengeteahuan;
6)    dengan menulis karya ilmiah, penulis ikut menyumbang bagi perluasan cakrawala ilmu pengetahuan masyrakat.

D.    Struktur Penyajian Karya Ilmiah
Secara garis besar, struktur penyajian karya ilmiah terdiri atas bagian pendahuluan, pokok pembahasan, dan penutup. Dengan demikian, sebuah karya ilmiah akan selalu mulai dengan suatu pengantar yang menuju ke pokok pembahasan, dan diakhiri dengan penutup yang dapat berupa simpulan. Pengantar atau yang sering disebut dengan pendahuluan dapat berupa latar belakang yang menggambarkan pentingnya topik yang akan dibahas, tujuan penulisan, dsan mungkin juga ruang lingkup penulisan.
Luas cakupan bagian pembuka atau pendahuluan ini bervariasi sesuai dengan karya ilmiah yang ditulis. Ada pendahuluan yang hanya terdiri satu atau dua paragraf , ada juga yang terdiri dari satu bab dan kemudian dibagi-bagi lagi menjadi subtopik.

E.    Komponen dan Subtansi Karya Ilmiah
Setip karya tulis mempunyai bagian awal, bagian inti, dan bagian penutup. Ketiga bagian ini dapat kita sebut sebagai batang tubuh sebuah tulisan. Jika karya-karya lain dapat hanya berupa batang tubuh tulisan tanpa tambahan maka karya ilmiah menuntut lebih dari itu. sebuah karya ilmiah yang paling sederhana, seperti makalah, biasanya paling tidak harus memuat daftar pustaka atau daftar rujukan yang digunakan oleh penulis sebagai rujukan dalam mengungkapkan topik/masalah dan dalam memberikan argumentasi.
Karya ilmiah yang berupa karya ilmiah, lebih-lebih yang akan dipublikasikan menuntut adanya abstrak (saripati tulisan) yang dimuat setelah judul artikel dan nama penulis.
Karya ilmiah berupa skripsi, tesis, dan disertasi dilengkapi dengan kokmponen lain, seperti abstrak, daftar gambar dan tabel, ucapan terimah kasih (kata pengantar), dan tentu saja daftar pustaka dan lampiran.
Subtansi karya ilmiah pada umumnya dikelompokkan berdasarkan disiplin ilmu. Sejalan dengan pemikiran ini, ada karya ilmiah yang berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial (termasuk di dalamnya ilmu-ilmu pendidikan, pengetahuan sosial, dan ekonomi), ilmu-ilmu eksakta, seperti Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Seni.

F.    Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis baku. Ragam bahasa tulis baku dapat dilihat dari kata atau istila kalimat yang digunakan. Kata atau istila yang digunakan adalah kata atau istila baku, yang digunakan dengan makna yang tepat. Satu istila atau kata dapat dikatakan baku jika pembentuknya dan cara penulisannya sesuai dengan kaidah pembentukan kata/atau istila bahsa Indonesia.

G.    Langkah-langkah Persiapan Penulisan Karya Ilmiah
a.    Pemilihan Topik/Masalah untuk Karya Ilmiah
Menentukan topik untuk karya ilmiah dalam berbagai hal menyerupai pemiliahn topik untuk karangan bebas. Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah ini. Dalam penulisan karangan bebas, lebih-lebih tulisan fiksi, penulisan bebas berfantasi, bebas menentukan siapa calon pembaca dan bebas pula menentukan cakupan cerita yang akan dituturkannya.
Namun, dalam penulisan karya ilmiah tidak demikian halnya, dimana dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran dalam isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan topik untuk karya ilmiah dapat dilakukan dengan cara perumusan tujuan, menentukan topik dan melakukan penelusuran terhadap topik tersebut.
1.    Merumuskan tujuan
Apa yang diharapkan dapat diketahui oleh pembaca setelah membaca tulisan Anda? Apabila Anda dapat menjawab pertanyaan tersebut, artinya Anda telah menentukan tujuan dengan baik. (Brusaw, et all, 1982). Pada umumnya, terlalu sering para penulis pemula merumuskan tujuan penulisan karya tulis ilmiah yang terlalu umum atau terlalu luas. Artinya, dengan membaca rumusan tujuan tersebut para pembacanya tidak bisa membayangkan apa yang akan dipaparkan penulis dalam karya tulis tersebut.
2.    Menentukan topik
Dalam membuat karya ilmiah, topik tulisan dapat ditentukan oleh Anda sendiri atau orang lain. Tidak masalah apakah topik itu Anda sendiri yang memilih atau ditentukan oleh orang lain maka langkah pertama yang harus Anda lakukan di dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang Anda akan tulis. Beberapa ide kadang-kadang perlu diendapkan terlebih dahulu dalam pikiran kita.
Setelah Anda memperoleh ide untuk tulisan, hal berikutnya yang perlu Anda lakukan adalah bertanya pada diri sendiri tentang hal-hal berikut.
a)    Apakah Anda akan betul-betul akan mengulas topik tersebut secara lebih mendalam?
b)    Mudahkah bagi Anda untuk mendapatkan bahan-bahan yang akan dibutuhkan untuk menunlis topik tersebut?
c)    Apakah topik tersebut mudah dipilah menjadi bagian-bagian lebih kecil yang dapat dikembangkan lebih lanjut?
d)    Pertanyaan seperti apa yang dapat diajukan terhadap topik yang dipilih tersebut?
3.    Menelusuri topik
Bila topik telah ditentukan, maka Anda harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran. Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka lebih memfokuskan topik yang telah dipilih.
1)    Fokuskan topik agar mudah dikelola
Salah satu kendala terebesar yang menghambat keberhasilan penulisan karya ilmiah adalah terlalu luasnya topik tulisan. Jika Anda dapat mendefenisikan topik yang diterima atau ditugaskan sesuai pengetahuan dan pengalaman pribadi Anda artinya Anda telah mulai merumuskan topik tersebut sesuai dengan yang mampu yang Anda kelola. Namun harus perlu diingat bahwa harus memilah dan mempersempit topik tersebut sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman Anda, dan masih tetap harus mencoba mengidentifikasi bagian-bagiannya agar diperoleh topik yang betul-betul spesifik dan mungkin ditulis.
2)    Ajukan pertanyaan
Pada saat topik sudah dipilih dan dipilah menjadi bagian-bagain yang mudah dikelola, Anda dapat membedahnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa. Misalnya, apa yang terjadi? Siapa yang menyebabkan terjadi atau siapa yang mempengaruhi sampai hal itu terjadi? Bagaimana hal tersebut terjadi? Bagaimana hal tersebut terjadi? Mangapa hal itu terjadi? Dan apa akibatnya?
b.    Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Setelah diperoleh  topik yang definitif untuk dikembangkan lebih lanjut, langkah berikutnya yang harus Anda lakukan pada tahap persiapan penulisan adalah mengidentifikasi calon pembaca tulisan. Salah satu ciri tulisan yang efektif adalah memantu pembacanya mengerti sesuatu yang diuraikan di dalamnya. Kewajiban seorang penulis karya ilmiah di sini adalah memuaskan keutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Dengan kata lain, sebelum Anda memulai menulis, ada baiknya Anda harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan Anda tersebut. Hal ini penting, karena dengan mengetahui latar belakang pengetahuan dan minat pembaca, akan mempermudah Anda di dalam mengorganisasikan materi sajian dan cara penyampaiannya. Selain itu, fokus pembicaraan pun menjadi semakin jelas dan spesifik.
c.     Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Apabila berdasakan tujuan dan karakteristik pembaca Anda telah mempu membedakan mana materi yang penting dan mana yang tidak untuk dimasukan dalam tulisan, maka, sebetulnya Anda telah menentukan cakupan materi yang akan ditulis. Cakupan meteri adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan