Secara etimologis, apresiasi berasal dari bahasa Inggris “appreciaton” kata itu berarti penghargaan, penilaian, pengertian, bentuk itu berasal dari kata verja “to appreciate” yang berarti menghargai, menilai, mengerti. Aminudin (1987: 34) mengemukakan bahwa apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Apresiasi dikembangkan dengan menumbuhkan sikap sungguh-sungguh dan melaksanakan kegiatan apresiasi sebagai bagian hidupnya dan sebagai statu kebutuhan yang mampu memuaskan rohaniahnya
Apresiasi dalam suatu karya mempunyai tingkatan. Waluyo (2002:45) membagi tingkatan apresiasi meliputi, (1) tingkat menggemari, (2) tingkat menikmati, (3) tingkat mereaksi, dan (4) tingkat produktif. Pada tingkat menggemari keterlibatan pembaca batinnya belum kuat. Pada tingkat menikmati, keterlibatan batin pembaca terhadap karya sastra sudah semakin mendalam. Pada tingkat mereaksi, sikap kiritis terhadap karya sastra semakin menonjol karena ia mampu menafsirkan dengan seksama dan ia mampu menyatakan keindahan dan menunjukkan dimana letal keindahan itu. Pada tingkat produktif, apresiator puisi mampu menghasilkan, mengkritik, menghasilkan, mendeklamasikan, atau membuat resensi terhadap puisi secara tertulis.
Untuk melakukan apresiasi khususnya apresiasi puisi, pemahaman mendalam tentang apresiasi puisi memang perlu dilakukan. Agar tidak salah dalam melakukan apresiasi puisi, konsep apresiasi perlu dipahami dengan cermat.
Apresiasi puisi terkait dengan sejumlah aktivitas yang berhubungan dengan puisi. Aktivitas yang dimaksud dapat berupa kegiatan membaca dan mendengarkan pembacaan puisi melalui penghayatan sungguh-sungguh (Waluyo, 2003: 19). Apresiasi merupakan pengalaman liaría dan batiniah yang kompleks (Ichsan, 1990: 10). Apresiasi seseorang terhadap puisi dapat dikembangkan dari tingkat sederhana ke tingkat yang tinggi. Apresiasi tingkat pertama terjadi apabila seseorang memahami atau merasakan pengalaman yang ada dalam sebuah puisi. Apresiasi tingkat kedua terjadi apabila daya intelektual pembaca bekerja lebih giat. Apresiasi tingkat tiga, pembaca menyadari hubungan kerja sastra denagn sunia luarnya, sehingga pemahamannya pun lebih luas dan mendalam.
Apresiasi puisi berkaitan dengan kegiatan yang ada sankut pautnya dengan puisi, yaitu mendengar atau membaca puisi dengan penghayatan yang sungguh-sungguh, menulis puisi, dan mendeklamasikan. Kegiatan ini menyebabkan seseorang memahami puisi secara mendalam, merasakan apa yang ditulis penyair, mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung didalam puisi, dan menghargai puisi sebagai karya sastra seni keindahan dan kelemahan.
Kegiatan apresiasi puisi tidak dapat dilepaskan dari pemahaman struktur teks puisi. Kegiatan mengapresiasi puisi dapat dilakukan dengan memahami struktur teks yang membangun puisi. Dengan demikian, untuk mengenal, memahami, dan menghargai puisi, dapat dilakukan dengan mengenal struktur bagian puisi tersebut, baik menyangkut unsur isi maupun bentuk
Pendekatan Apresiasi Puisi
Pendekatan dalam suatu karya sastra meliputi :
1. Pendekatan mimetik
Pedekatan mimetik merupakan pendekatan yang menitik beratkan pada
pengarang yang menciptakan karya sastra dengan meniru peristiwa yang ada
disekitarnya
2. Pendekatan pragmatik
Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang menitik beratkan pada karya
sastra yang memiliki unsur-unsur tertentu yang diciptakan pengarang
untuk mempengaruhi respon pembaca.
3. Pendekatan ekspresif
Pendekatan ekspresif merupakan pendekatan yang menitik beratkan pada
pengekspresian luapan perasaan pengarang yang dituangkan dalam karya
sastra
4. Pendekatan objektif (Abrams, 1976: 8-29).
Pendekatan objektif menitik beratkan pada unsur karya sastra yang diciptakan berdasarkan kenyataan atau realita atau objek tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar