1. Antonim
Antonim berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu onama yang berarti “nama” dan anti yang berarti “melawan” jadi secara harfiah antonim berarti nama lain untuk benda lain pula.
Antonim atau antonimi adalah hubungan semantik antara dua buah satu ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertengahan, atau kontras antara yang satu dengan yang lain.
Contoh:
• keras x lembek
• naik x turun
• kaya x miskin
• laki-laki x perempuan
• atas x bawah
Dilihat dari sifat hubungannya, maka antonim itu dapat dibedakan atas beberapa jenis, antara lain:
1. Antonim yang bersifat mutlak
Antonim mutlak adalah antonim yang tidak dapat ditawar-tawar lagi, maksudnya tidak ada lawan kata selain kata itu.
Contoh:
• hidup x mati
Kata hidup berantonim secara mutlak dengan kata mati, sebab sesuatu yang masih hidup tentunya belum mati, dan sesuatu yang sudah mati tentunya sudah tidak hidup lagi.
2. Antonim yang bersifat relatif atau bergradasi
Contoh:
• besar x kecil
• terang x gelap.
Jenis antonim ini disebut bersifat relatif, karena batas antara yang satu dengan yang lainnya tidak dapat ditentukan secara jelas.
3. Antonim yang bersifat relasional
Contoh:
• membeli x menjual
• suami x istri,
• guru x murid
Antonim jenis ini disebut relasional, karena munculnya yang satu harus disertai dengan yang lain. Adanya membeli karena adanya menjual, adanya suami karena adanya istri. Jika salah satu tidak ada maka yang lain juga tidak ada.
4. Antonim yang bersifat hierarkial
Contoh:
• Tantama x bintara
• Gram x kilogram
Di atas bersifat hierarkial, karena kedua satuan ujaran yang berantonim itu berada dalam satu garis jenjang atau hierarki. Demikianlah, kata tantama dan bintara dalam satu garis kepangkatan militer, kata gram dan kilogram berada dalam satu garis jenjang ukuran timbangan.
2. Makna Kata dan Makna Istilah
Setiap kata atau leksem memiliki makna. Pada awalnya, makna memiliki sebuah kata adalah makna leksikal, makna denotatif, atau makna konseptual. Namun, dalam penggunaannya makna kata itu baru menjadi jelas kalau kata itu sudah berada di dalam konteks kalimatnya atau konteks situasinya. Makna kata masih bersifat umum, kasar, dan tidak jelas.
Contoh:
- Kata tahanan, bermakna orang yang ditahan, tapi bisa juga hasil perbuatan menahan.
- Kata air, bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi atau air hujan.
istilah mempunyai makna yang pasti, yang jelas, yang tidak meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa istilah itu bebas konteks, sedangkan kata tidak bebas konteks. Hanya perlu diingat bahwa sebuah istilah hanya digunakan pada bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.
Contoh:
- Kata tahanan di atas masih bersifat umum, istilah di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang yang ditahan sehubungan suatu perkara.
jurusan bahasa dan sastra indonesia ia
BalasHapusterima kasih ilmunya
BalasHapus